Surabaya (ANTARA News) - Rumah "teroris" Maulana Yusuf Wibisono alias Kholis di Jalan Tambak Asri gang Putri Malu nomor 21-B Surabaya, Jatim, Sabtu sore, digeledah aparat kepolisian.
Penggeledahan rumah "teroris" yang ditangkap tim Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Mabes Polri pada 21 Maret 2007 itu dilakukan lima orang berpakaian preman.
Lima orang berpakaian preman yang menggeledah rumah milik mertua Kholis bernama Mustakim Syekh itu mengaku sebagai polisi, namun penggeledahan dilakukan serba tertutup tanpa ada keterangan resmi.
Menanggapi hal itu, Kepala Densus 88/Antiteror Polda Jatim Kombes Pol Urip Soebagyo ketika dihubungi secara terpisah melalui handphone-nya, ternyata tidak aktif.
Sementara itu, sejumlah tetangga Kholis mengaku mereka memang sudah lama tidak melihatnya, padahal biasanya dia sering menggantikan imam salat di masjid atau musholla kampung bila imam berhalangan.
Sehari sebelumnya (23/3), Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jawa Timur Irjen Pol Herman S Sumawiredja menyatakan teroris dari jaringan Abu Dujana mungkin saja ada di Jatim.
"Di Jatim, kemungkinan ada, karena di sini dulu ada anggota jaringan Dr Azahari yang disergap di Malang," ujarnya, tampak enggan menyebut secara rinci saat didesak kemungkinan itu.
Penggeledahan itu terkait penyergapan jaringan Abu Dujana di Jalan Lingkar Utara, Dusun Karangnongko, Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Yogyakarta (20/3).
Dalam penyergapan di Yogyakarta itu, ada satu orang tersangka yang meninggal dunia yakni MAS alias AS (39), dan satu tersangka yang mengalami luka tembak yakni Sp alias SE alias Spr (40).
ANTARA mencatat Abu Dujana adalah pemuda asal Cianjur, Jawa Barat yang memberikan akomodasi dan perlindungan fisik terhadap gembong teroris, Noordin Mohd Top.
Abu Dujana sudah lama diburu polisi, karena dia diduga kuat terlibat dalam serangkaian aksi pengeboman, diantaranya bom di hotel JW Marriott dan Kedubes Australia di Kuningan, Jakarta.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007