Lebak (ANTARA News) - Harga jengkol di pasar tradisional Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten, menembus Rp80.000 per kilogram akibat terjadi kelangkaan di pasaran.
"Kita bingung pasokan jengkol relatif terbatas karena belum musim panen, sehingga berdampak terhadap melonjaknya harga di pasaran," kata Jaka (50), seorang pedagang sayuran di pasar tradisional Rangkasbitung, Jumat.
Selama tiga pekan terakhir, pasokan jengkol dari sejumlah daerah di Kabupaten Lebak relatif kecil.
Saat ini, banyak pedagang sayuran tidak menjual jengkol akibat pasokan dari petani terbatas bahkan menghilang.
Kemungkinan menghilangnya pasokan jengkol karena belum memasuki musim panen.
Selain itu juga banyak pohon jengkol ditebang untuk keperluan bangunan perumahan maupun kerajinan rumah tangga.
"Karena itu, jika ada jengkol dipastikan harganya melambung hingga mencapai Rp80.000/kg atau melebihi harga daging ayam sebesar Rp28.000. Harga normal jengkol biasanya sekitar Rp20 ribu/kg," katanya.
Begitu juga Mami (45) seorang pedagang di Pasar Rangkasbitung mengatakan saat ini pasokan jengkol dari sejumlah petani di Kabupaten Lebak semakin berkurang.
Sedangkan, permintaan cenderung meningkat sehubungan tiba bulan suci Ramadhan 1437 Hijriah.
"Berkurangnya pasokan jengkol itu karena banyak pohon jengkol beralih fungsi menjadi perumahan maupun perkebunan. Sebelumnya, sentra jengkol di Kabupaten Lebak hampir merata di setiap kecamatan," ujarnya.
Ia menambahkan saat ini, pasokan jengkol yang ada di Rangkasbitung dipasok dari Provinsi Lampung dan Palembang. Namun, kualitas jengkol dari Pulau Sumatera kurang bagus dibandingkan dari lokal.
"Kami berharap petani bisa mengembangkan kembali tanaman jengkol karena permintaan pasar cukup tinggi," katanya.
Kepala Pasar Rangkasbitung Dedi Rahmat mengakui selama ini pasokan jengkol di pasaran menghilang sehingga pedagang terpaksa berjualan komoditas lain.
Mereka para pedagang jengkol saat ini beralih menjadi pedagang buah-buahan maupun umbi-umbian akibat kelangkaan tersebut.
"Saya kira kelangkaan jengkol ini kali pertama akibat belum tibanya musim panen juga banyak pohon jengkol digunakan untuk pembangunan rumah," katanya.
Pewarta: Mansyur
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016