Kita harus melakukan segalanya untuk mencegah negara-negara lain dari meninggalkan UE."

Warsawa (ANTARA News) - Presiden Polandia Andrzej Duda menegaskan segala upaya harus dilakukan untuk mencegah negara-negara anggota Uni Eropa (UE) lain meninggalkan kelompok ini, setelah Inggris memilih untuk meninggalkan UE (Brexit).

"Kita harus melakukan segalanya untuk mencegah negara-negara lain dari meninggalkan UE," kata Duda kepada para wartawan, seperti dikutip Reuters.

Pihak Warsawa ingin mempertahankan hubungan ekonomi dan pertahanan dengan Inggris, katanya.

Duda juga menegaskan bahwa kabinetnya akan terus bekerja mencari solusi legislatif untuk membantu ratusan ribu warga Polandia yang dibebani dengan hipotek franc Swiss. Mata uang franc sempat naik ke level tertinggi terhadap mata uang Polandia, zloty, setelah keputusan Inggris diumumkan.

Hasil jajak pendapat atau referendum memastikan Inggris keluar dari Ue. Dengan demikian, Inggris akan menjadi negara pertama yang meninggalkan Uni Eropa sejak negeri Ratu Elizabeth II itu bergabung pada 1973, kala itu masih bernama EEC (European Economic Community).

Menurut laman BBC, Jumat, proses pemisahan itu bisa memakan waktu minimal dua tahun.

Selain itu, Perdana Menteri Inggris David Cameron harus memutuskan menggunakan Pasal 50 Perjanjian Lisbon, yang akan memberikan waktu dua tahun bagi Inggris untuk bernegosiasi.

Pasal 50 juga menyebutkan bahwa suatu negara tidak dapat bergabung kembali ke dalam Uni Eropa, tanpa persetujuan dari semua negara anggota.

Namun, bagi kelompok pro-Brexit, Boris Johnson dan Michael Gove, Cameron tidak perlu terburu-buru untuk memutuskan. Mereka justru ingin adanya perubahan sesegera mungkin sebelum Inggris benar-benar meninggalkan UE.

Pemerintah Inggris juga diminta bernegosiasi dengan UE soal hubungan perdagangan di masa depan dan memperbaiki kerja sama perdagangan dengan negara-negara non-UE.

Sementara itu, pasar finansial dunia turun seiring hasil referendum Inggris untuk keluar dari UE, dengan 51,8 persen lebih banyak warga Inggris yang memilih keluar dari UE.

Mata uang poundsterling menderita penurunan terbesar hingga 10 persen terhadap dolar Amerika Serikat (AS), posisi terendah sepanjang 31 tahun terakhir, yang mengekspresikan ketakutan masyarakat akan dampak keputusan keluar dari UE pada perekonomian terbesar kelima dunia tersebut.

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016