Ini dulu mulanya dari Pak Menko (Rizal Ramli) yang bilang kereta api harus masuk Tanjung Priok. Mulailah kami berjuang untuk membuka agar kereta bisa masuk Tanjung Priok

Jakarta (ANTARA News) - Kereta pengangkut peti kemas untuk tujuan ekspor dan impor dari Pelabuhan Tanjung Priok resmi beroperasi pada Jumat siang.

Deputi II Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman Agung Kuswandono dalam peresmian operasi kereta logistik di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat, mengatakan beroperasinya kereta logistik masuk pelabuhan merupakan salah satu upaya untuk menekan waktu bongkar muat barang (dwelling time) menjadi 2 hari.

"Ini dulu mulanya dari Pak Menko (Rizal Ramli) yang bilang kereta api harus masuk Tanjung Priok. Mulailah kami berjuang untuk membuka agar kereta bisa masuk Tanjung Priok. Ternyata tidak mudah mengubah sistem bisnis di Tanjung Priok," katanya.

Agung menjelaskan, sejak 7 April lalu, kereta logistik sudah mulai masuk dan melakukan proses bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok melalui emplacement KA-JICT Tanjung Priok.

Dengan kapasitas angkut 30 gerbong datar atau setara 60 TEUs sekali perjalanan setiap harinya, kereta logistik itu diklaim dapat lebih efisien karena dapat mengangkat lebih banyak muatan dengan waktu yang lebih singkat.

Ada pun titik yang dilayani saat ini adalah Pelabuhan Tanjung Priok-Cikarang Dry Port (CDP) di Jababeka, Bekasi.

Agung menuturkan pihaknya akan berkoordinasi dengan para pemangku kepentingan untuk pengembangan kereta logistik lebih lanjut, termasuk penambahan kereta, jalur rel ganda, dan tersambungnya perjalanan kereta hingga ke Tanjung Perak, Surabaya.

"Ini tahap pertama, kami ingin double track sampai pinggir laut. Ini sudah gerak satu langkah, dan akan bergerak lagi," katanya.

Direktur Operasi Kalog, anak usaha PT Kereta Api Indonesia, Sugeng Priyono, mengatakan waktu perjalanan peti kemas dari Pelabuhan Tanjung Priok-CDP memakan waktu sekitar 70 menit.

Namun ia belum bisa memastikan jam operasional kereta logistik dari pelabuhan lantaran harus disinergikan dengan jadwal kereta rel listrik (KRL) dan kereta antarkota yang melewati jalur yang sama.

"Ini jauh dibanding perjalanan dengan truk yang bisa sekitar 2-3 jam. Yang paling utama, angkutan kereta logistik ini bisa meringankan beban jalan jalan," katanya.

Sebelumnya, Menko Kemaritiman Rizal Ramli menyebut kereta logistik Pelabuhan Tanjung Priok akan menekan sepertiga kemacetan di pelabuhan tersebut. Kereta logistik juga diklaim dapat menekan waktu tunggu bongkar muat (dwelling time) di kawasan tersebut yang diminta Presiden Jokowi di kisaran 1-2 hari.

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016