London (ANTARA News) - Indonesia mempromosikan kopi spesial dari daerah-daerah seperti Gayo, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, Flores, dan Papua di ajang World of Coffee Expo Dublin 2016 yang berlangsung 23-25 Juni di Dublin, Irlandia.
KBRI Brussels dan KBRI London mendukung Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Asosiasi Kopi Spesial Indonesia (AKSI) mengajak para pembeli Eropa menikmati kopi-kopi spesial dan berkelanjutan asal Indonesia di ajang tersebut.
Dari Indonesia, ada 16 perusahaan atau eksportir kopi Indonesia termasuk koperasi petani kopi dan Asosiasi Kopi Spesial Indonesia yang membawa produk kopi unggulan dan mengadakan cupping (penilaian rasa kopi) untuk para pembeli setiap hari selama tiga hari pameran.
Duta Besar Republik Indonesia untuk Inggris Rizal Sukma mengatakan Eropa merupakan pangsa pasar terbesar bagi kopi Indonesia.
"Melalui kolaborasi ini, dua perwakilan RI di luar negeri, beberapa kementerian, dan asosiasi kopi, diharapkan promosi kopi Indonesia lebih kuat, dan lebih luas, sehingga pada akhirnya ekspor kita juga lebih besar," katanya dalam siaran pers kedutaan.
"Melalui kopi, kita juga bisa menampilkan keberagaman Indonesia," tambah dia.
Siaran pers kedutaan menyebutkan bahwa sebagian negara konsumen kopi utama ada di Eropa, termasuk di antaranya Belanda, Finlandia, Swedia, Denmark, Jerman, Slovakia, Ceko, Polandia, Slovenia, Belgia, Prancis, Spanyol, Inggris, Italia dan Irlandia.
Dalam diplomasi kopi, para pemangku kepentingan mengedepankan edukasi dan perbaruan informasi kepada para pembeli mengenai proses budidaya dan pengolahan kopi yang berkelanjutan, indikasi geografis, peningkatan nilai tambah, dan mekanisme perdagangan berkelanjutan.
Mereka juga mengajak para pembeli Eropa bertemu dengan para petani dan mengunjungi perkebunan kopi di Indonesia, seperti yang baru-baru ini dilakukan untuk para pembeli dari Portugal.
Selain pameran di Dublin, kopi Indonesia juga rencananya dipromosikan di London Coffee Festival dan 2017 World Coffee Expo di Budapest-Hongaria.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016