Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak menguat menjadi Rp13.234 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.283 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Kamis, mengatakan rupiah kembali mengalami apresiasi terhadap dolar AS di tengah sentimen tentang referendum tentang masa depan Inggris di Uni Eropa.
"Diperkirakan Inggris akan bertahan di Uni Eropa, kondisi itu kembali membuat aset di negara berkembang kembali diminati investor," ujarnya.
Ia menambahkan, bank sentral AS yang belum merencanakan untuk menaikkan suku bunga acuan menambah dorongan bagi nilai tukar di negara berkembang menguat, termasuk rupiah.
"Ruang penguatan rupiah masih terbuka sampai pembahasan suku bunga AS dalam Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) September nanti," tuturnya.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan, secara umum ekspektasi keluarnya Inggris dari Uni Eropa sudah berangsur turun terlihat dari mata uang poundsterling yang relatif stabil.
Dari domestik, lanjut dia, ketidakpastian fiskal masih membayangi menyusul adanya perubahan-perubahan kebijakan menjelang batas akhir finalisasi APBN-P dan soal pengampunan pajak.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat menjadi Rp13.265 dibandingkan Rabu (22/6) Rp13.298.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016