Maputo (ANTARA News) - Ledakan di gudang persenjataan dekat bandar udara antarbangsa di ibukota Mozambik, Maputo, menyebabkan sedikit-dikitnya 83 orang dilaporkan tewas, dan lebih dari 300 lagi, yang sebagian anak-anak, cedera.Bom, ranjau dan butiran peluru --yang meledak-- terus memicu ledakan lain di gudang terbesar persenjataan negara itu pada Kamis malam dan suara ledakannya terdengar hingga seluruh penjuru kota. Peledak terbang berhamburan dari gudang tidak jauh dari lingkungan miskin Magoanine itu dan jatuh di sekitar rumah lalu menyebabkan kebakaran, sehingga warga panik mengungsi. Suhu siang hari, yang membumbung tinggi, diperkirakan menyadi pemicu ledakan pertama. "Jumlah orang meninggal sekarang mencapai 83 orang," kata Menteri Kesehatan Ivo Garrido kepada stasiun televisi nasional TVM. Pemadam kebakaran menggunakan selang besar untuk melembabkan kawasan sekitar gudang, sementara tentara dan sukarelawan menumpuk selongsong, yang jatuh di sekitar rumah. Rangka bangunan berjarak sampai 10 kilometer dari tempat kejadian mengalami kerusakan dan warga diperingatkan menjauh dari rumah mereka hingga tujuh hari ke depan untuk menghindari letusan ikutan. "Kebanyakan yang cedera adalah anak-anak dan sebagian besar mereka teramputasi, bukan karena luka bakar," kata Bonifacio Antonio, jurubicara badan penanggulangan bencana. "Sangat banyak korban anak-anak. Banyak dari mereka berlarian di jalan akibat kejutan dari bom pertama dan kemudian mereka terkena ledakan berikutnya," katanya. Ledakan 20 ton persenjataan dan amunisi usang itu adalah yang keempat kali terjadi dan kali ini, korban tewas dan cedera merupakan yang paling banyak. Gudang itu dibuat pada dasawarsa 1980-an ketika terjadi perang saudara. Presiden Armando Guebeza di tempat kejadian berikrar bahwa pemerintah akan memindahkan gudang senjata hingga jauh dari kota. "Sewajarnya, kita harus mengakui yang terjadi dan mau memperbaiki keadaan," katanya. "Kami mengalami suhu tinggi antara 37 dan 38 derajat dalam beberapa bulan terakhir dan timbunan hal ini dapat menjadi penyebab ledakan," kata jurubicara Kementerian Pertahanan, Joaquim Mataruca, lewat stasiun televisi TVM. Direktur Palang Merah Unice Mucaphe mengatakan delapan lingkungan warga terkena dampak kejadian itu. "Warga masih diungsikan, ada rumah hancur," katanya. "Masalah sekarang adalah menemukan anggota keluarga, sebab banyak anak terpisah dari orangtuanya," katanya. Di satu klinik swasta di Tinashe, sekitar lima kilometer dari tempat ledakan, jendela hancur, langit-langit jebol dan bata rumah jatuh di ranjang pasien. Mereka lebih dulu mengungsi begitu terdengar ledakan pertama, sekitar pukul 17.30 waktu setempat (22.30 WIB). Pemerintah Mozambik dalam proses menghancurkan munisi usang, yang tersimpan di gudang itu. "Baru-baru ini kami menghancurkan lebih dari 100 ton persenjataan usang dan kami akan menghancurkan lebih banyak pada waktu dekat," katanya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007