Jakarta (ANTARA News) - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menegaskan bahwa umat muslim hanya perlu diperlakukan berkeadilan dalam kehidupan masyarakat dan tidak menuntut hak istimewa.
"Jangan dibilang umat Islam tidak toleran. Umat Islam tidak menuntut hak istimewa, hanya perlu diperlakukan berkeadilan," kata Din di kantor MUI, Jakarta, Rabu.
Dia menyinggung dan menyesalkan kejadian razia Satpol PP pada warung makan yang berjualan di siang hari di Serang karena dengan tindakan berlebihan.
Hanya saja, lanjut dia, tutupnya warung makan di siang hari pada bulan puasa sebaiknya dilakukan sebagai bagian dari budaya dan etika.
"Bukan orang-orang yang berpuasa minta dimanjakan. Bagi saya sih baik-baik saja untuk uji keimanan, tapi sebagai toleransi menurut saya itu budaya, etika, yang seyogyanya demikian," kata Din.
Dia juga menambahkan bahwa umat muslim sudah bertoleransi kepada penganut agama lain, misalnya saat Hari Raya Nyepi di Bali.
"Di Bali saat Nyepi tidak boleh naik motor ke masjid. Penggunaan toa pun memang tidak diperbolehkan sebelumnya," ujar dia.
Dia juga mengungkapkan bahwa tokoh-tokoh Islam sejak dulu sudah bertoleransi dengan kebijaksanaan dan kenegarawanannya dalam memperjuangkan Indonesia.
Din mengingatkan kepada semua pihak agar umat Islam tidak didiskreditkan mengingat umat muslim merupakan bagian besar dari bangsa Indonesia.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016