"Sejak jauh hari saya sarankan agar data KTP diunggah 'by name by address' tapi mereka nggak berani," kata Habiburokhman saat dihubungi melalui pesan singkat.
Politikus ini menilai perilaku relawan Teman Ahok yang takut bila verifikasi KTP dukungan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan metode sensus, bukan survei secara acak, menimbulkan kecurigaan.
Ia pun berpendapat bila Basuki "Ahok" mengetahui masalah tersebut sehingga tidak berani mendeklarasikan diri untuk maju ke Pilkada 2017 secara independen.
Ahok, kata dia, terlihat seperti masih mengharapkan dukungan dari partai politik.
Sebelumnya, sejumlah orang yang mengaku mantan relawan Teman Ahok membuka suara bahwa mereka melakukan berbagai cara untuk mengumpulkan KTP, termasuk membeli dari oknum kelurahan dan toko pulsa ponsel.
Habiburokhman berpendapat KTP yang didapat dengan cara seperti itu seharusnya gugur saat verifikasi faktual.
"Karena secara faktual, orang tersebut tidak benar mendukung," kata dia.
Seperti diketahui, relawan Teman Ahok mengumpulkan satu juta KTP dukungan pada Minggu (19/6) lalu, mencapai target yang mereka sepakati dengan Ahok.
Setelah KTP dukungan terkumpul, dunia maya ramai membicarakan cuitan Habiburokhman yang beberapa waktu sebelumnya menulis akan terjun dari Monas bila KTP untuk Ahok terkumpul satu juta.
Menanggapi hal tersebut, ia mengatakan "itu, kan, kata mereka, tanpa ada verifikasi apapun, yang tweet juga kebanyakan legiun alay".
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016