"Kita akan siapkan pertanyaan-pertanyaan, misalnya reformasi internal Kepolisian apa kongkret dan fokus, apa ukuranya," katanya di Gedung Nusantara II, Jakarta, Rabu.
Dia menilai institusi Kepolisian tentu banyak yang sudah dilakukan sehingga banyak kemajuan yang dicapai namun tetap yang perlu dibenahi.
Politikus Partai Demokrat itu menjelaskan, dalam berbagai survei menunjukkan bahwa kepercayaan publik kepada institusi Kepolisian belum pulih karena menyangkut prilaku, tindakan, pelayanan Kepolisian baik institusi maupun individu.
"Reformasi internal (Kepolisian) itu perlu untuk merespon tuntutan masyarakat," katanya.
Selain itu menurut dia, dirinya akan menanyakan pembenahan Sumber Daya Manusia misalnya terkait pendidikan, promosi, rekrutmen dan mutasi.
Hal itu menurut dia selama ini ada permainan dalam penempatan Kapolda, Kapolres, dan Kapolsek karena tolak ukurnya tidak jelas.
"Selama ini ada permainan, penempatan Kapolres, Kapolsek, dan Kapolda karena ukurannya tidak jelas sehingga sarat dengan kepentingan-kepentingan," katanya.
Sebelumnya Komisi III DPR pada Selasa (21/6) mulai melaksanakan rangkaian uji kepatutan dan kelayakan terhadap calon Kapolri Komisaris Jenderal Tito Karnavian, dengan melakukan penelusuran rekam jejak.
Komisi III akan melibatkan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kompolnas.
Proses uji kepatutan dan kelayakan, akan berlanjut pada besok Rabu (22/6) dengan mengunjungi kediaman Tito, dan sekaligus mengagendakan buka puasa bersama.
Sedangkan Kamis (23/6), Komisi III akan menyelenggarakan uji kelayakan dan kepatutan pukul 10.00 WIB dan diperkirakan akan selesai pukul 16.00WIB. Sementara itu malam harinya, Komisi III akan mengambil keputusan dari hasil uji kelayakan.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016