Dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama dunia termasuk rupiah setelah pimpinan Federal Reserve mensinyalkan optimismenya pada prospek ekonomi Amerika Serikat untuk jangka pendek
Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu pagi, bergerak melemah sebesar 34 poin menjadi Rp13.281 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp13.247 per dolar AS.
"Dolar AS menguat terhadap mayoritas mata uang utama dunia termasuk rupiah setelah pimpinan Federal Reserve mensinyalkan optimismenya pada prospek ekonomi Amerika Serikat untuk jangka pendek," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta.
Di hadapan komite perbankan, lanjut dia, The Fed menyatakan perekonomian AS telah membaik pada kuartal kedua dan pertumbuhan pasar tenaga kerja berpotensi mendukung pengeluaran konsumen.
Terkait suku bunga, ia menambahkan bahwa Federal Reserve masih tetap pada proyeksinya untuk menaikkan suku bunga secara bertahap. Berdasarkan indeks Fed Fund futures, ia mengemukakan bahwa terdapat harapan optimis dari pasar mengenai kenaikan suku bunga AS dapat terjadi secepatnya pada bulan Desember tahun ini.
Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta menambahkan bahwa penguatan rupiah terhadap dolar AS tertahan seiring meningkatnya volatilitas menjelang hasil referendum, apakah keluar dari Uni Eropa atau tetap bertahan.
Kendati demikian, kata dia, peluang rupiah untuk kembali bergerak menguat terhadap dolar AS masih cukup terbuka menyusul kemajuan dalam pembahasan APBN-P 2016. Badan Anggaran dan pemerintah menyepakati asumsi pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, dari sebelumnya 5,1 persen.
"Dinaikkannya asumsi pertumbuhan 2016 ke 5,2 persen secara tahunan dengan alasan dorongan dana tax amnesty juga bisa menjadi petunjuk bahwa RUU tax amnesty tidak lama lagi akan disahkan," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016