Ternate (ANTARA News) - Sebanyak 104 jiwa warga dua desa, Wosia dan Mahia, Kecamatan Tobelo Tengah, Kabupaten Halmahera Utara (Halut), Maluku Utara (Malut), harus mengungsi karena rumah mereka diterjang banjir selama dua hari terakhir.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halut, Lexy Josias Noya ketika dihubungi dari Ternate, Selasa, mengatakan, selain rumah warga, sejumlah fasilitas seperti rumah ibadah juga mengalami kerusakan.
"Ada juga rumah ibadah seperti gereja mengalami rusak berat, kemudian rumah warga ada yang rusak berat, sedang dan ringan yang saat ini tengah didata petugas," ujarnya.
Dia mengatakan, Pemkab Halut telah menyalurkan bantuan tanggap darurat berupa kebutuhan pokok bagi korban banjir.
Selain bantuan bahan makanan, Pemkab juga membangun posko penanggulangan banjir dan rencana akan bangun dapur umum bagi para pengungsi.
"Bantuan tanggap darurat sudah disalurkan ke para pengungsi, hari ini, kami akan membangun dapur umum," kata Lexy.
Oleh karena itu, dirinya mengimbau warga untuk mengungsi terlebih dahulu sampai menunggu kondisi air surut.
"Kita imbau warga waspada, khususnya di lokasi yang terkena banjir menunggu hingga air surut dan hasil pantauan di Kota Tobelo, kondisi paling parah terdampak banjir terjadi di desa Wosia dan Mahia, bahkan sejumlah warga melihat air naik begitu cepat dan warga tidak sempat menyelamatkan harta benda mereka," katanya.
Hujannya dari sore, malam itu tiba-tiba masuk rumah dan naiknya cepat sekali. Kira-kira tingginya ada selutut orang dewasa sampai ada juga sampai punggung orang dewasa.
Hingga saat ini, warga di desa Wosia dan Mahia masih bertahan di tempat pengungsian. Mereka berharap hujan tidak turun dan air segera surut.
Sementara itu, Kepala Dinas Nakersos Kabupaten Halmahera Utara, Jefri Hoata ketika dihubungi secara terpisah mengatakan, pihaknya telah melaksanakan tindakan tanggap darurat dengan memberikan bantuan peralatan tidur (matras) untuk pengungsi dan 10 buah tenda/terpal.
"Kami masih terus melakukan pendataan per kepala keluarga untuk antisipasi kebutuhan yang diperlukan oleh pengungsi," ujarnya.
Sedangkan data kerusakan sejumlah fasilitas di desa Mahia ada 5 rumah, yakni 2 rumah rusak berat dan 3 rumah rusak ringan sebanyak 6 KK, 26 jiwa, sementara desa Wosia, terdapat 9 rumah, 5 rumah rusak berat, 4 rumah rusak sedang dan 7 rumah rusak ringan serta satu gereja GKBI rusak berat, jumlah 17 KK, 70 jiwa, sementara di desa Rawajaya 30 rumah terendam di desa Gamsungi 3 rumah terendam," katanya.
Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016