Tallinn (ANTARA News) - Pemeriksaan di perbatasan diperketat dan polisi dalam siaga tinggi menjelang pertandingan kualifikasi Euro 2008 antara dua tim yang lama bermusuhan Estonia dan Rusia. Bekas negara bagian Soviet Estonia yang memperoleh kemerdekaan pada 1991, punya hubungan tidak mulus dengan tetangganya yang lebih berkuasa dan ketegangan akan meningkat saat pertandingan sepak bola ini. "Pertandingan sepak bola Estonia-Rusia tidak hanya menyangkut olah raga. Akan lebih dari itu, karena negara yang akan kami hadapi di stadion pernah menjajah kami," tulis koran Linnaleht Rabu. Estonia, sama seperti dua negara Baltik lainnya, Latvia dan Lithuania, dipaksa bergabung dengan Uni Soviet Stalin pada akhir Perang Dunia II dan baru memperoleh kemerdekaan pada 1991. Sejak itu, hubungan antara Tallinn dan Moskow tetap tidak mulus. Rusia berulangkali menuduh Estonia bertindak diskriminatif terhadap minoritas etnis Rusia, sementara Estonia terus mengambil langkah untuk membalas kenangan pahit dibawah penjajahan Soviet yang cukup lama. Pada Sabtu, stadion Lillekula di Tallinn akan dipenuhi 10.000 penggemar sepak bola, termasuk sekitar 1.000 asal Rusia. "Polisi tambahan akan ditempatkan dekat stasiun-stasiun angkutan, pusat hiburan dan hotel-hotel agar para fans yang begitu antusias dari kedua pihak menimbulkan kerusuhan," kata perwira polisi senior Tallinn Einar Lillo kepada wartawan. "Polisi anti-huru-hara juga disiagakan," katanya. Sebagian besar fans diperkirakan akan berasal dari kota terbesar kedual Rusia, Saint Petersburg, yang terletak hanya 400 km, timur Tallin, yang berpotensi timbul kesulitan karena terdapat patung Tentara Merah yang berdiri ditengah kota Tallinn. Penggemar Rusia mengumumkan mereka akan melakjukan kunjungan sebelum pertandingan ke taman kenangan Perang Dunia II, yang oleh Rusia dianggap sebagai penghormatan terhadap mereka yang mengalahkan fasisme, tapi bagi kebanyakan orang Estonia mengingatkan kepada kenangan pahit 50 tahun dibawah penjajahan Rusia, demikian AFP. (*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007