"Lolosnya BMX ke Rio tidak hanya peran Tony Syarifudin saja, namun ada Rio Akbar dan Elga Kharisma Novanda. Makanya kami terus menjaga kekompakan mereka," kata Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia (PB ISSI) Raja Sapta Oktohari di Jakarta, Selasa.
Indonesia mendapatkan tiket ke Olimpiade Brazil setelah berada diposisi 19 pada hasil final kualifikasi. Sebenarnya posisi ini tidak bisa mendapatkan tiket, hanya saja setelah tuan rumah lolos otomatis maka posisinya digantikan Indonesia.
Setelah dilakukan penghitungan poin, akhirnya Tony Syafudin yang ditetapkan sebagai pebalap yang lolos karena jumlah poinnya lebih baik dari Rio Akbar. Elga Kharisma yang berada diposisi 21 akhirnya harus merelakan tiket ke olimpiade untuk pebalap putra.
"Yang jelas, butuh kerja keras untuk mendapatkan tiket. Saat ini semuanya telah terbuka. Kedepan kita harus mempersiapkan diri lebih baik," kata pria yang akrab dipanggil Okto itu.
Lolosnya BMX ke olimpiade juga merupakan sejarah bagi balap sepeda nasional karena baru pertama kalinya. Dengan demikian, atmosfer tim harus dijaga termasuk dalam menjalani pemusatan latihan. Saat ini Tony dan kawan-kawan berlatih di Banyuwangi.
Rencananya, Tony akan menjadi pemusatan latihan di Amerika Serikat. Hal ini dilakukan untuk menambah jam terbang terutama dalam menggunakan lintasan super cross dimana lintasan tersebut akan digunakan di Brazil.
"Memang benar, Tony akan ke Amerika. Selain berlatih juga akan mengikuti kejuaraan di sana. Dia akan berangkat secepatnya," kata pria yang juga seorang pengusaha nasional itu.
Rencananya, rekan yang ikut berjuang dalam mengejar tiket ke Olimpiade 2016 akan dilibatkan dalam pemusatan latihan maupun memberikan dukungan langsung ke Brazil. Hanya saja rencana tersebut belum ditetapkan mengingat persiapan masih berjalan.
Sementara itu Tony Syarifudin mengaku telah siap untuk berjuang di olimpiade. Persiapan akan terus dilakukan meski saat ini belum menjalani pemusatan latihan diluar negeri dalam hal ini Amerika Serikat. Latihan sendiri dilakukan berdasarkan program dari pelatih.
"Saya sudah siap meski harus banyak beradaptasi dengan lintasan super cross. Yang jelas latihan terus saya lakukan," katanya di sela buka bersama dengan PB ISSI dan atlet yang lolos ke Olimpiade Rio de Janeiro.
Hal sama dikatakan sang pelatih, Dadang Haries. Menurut dia, berdasarkan perhitungan yang dilakukan, Tony hanya mempunyai waktu efektif 30 hari untuk menjalani pemusatan latihan di Amerika. Untuk itu, waktu yang ada harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
Pewarta: Bayu K
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016