Bung Karno ini adalah bapak bangsa dan dimiliki semua golongan. Untuk itu, kami beri kesempatan ke seluruhnya untuk mendoakannya."

Blitar (ANTARA News) - Doa lintas agama mewarnai haul (peringatan wafatnya) mantan Presiden Soekarno yang ke-46 di lokasi makam, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar, Jawa Timur.

Panitia peringatan haul Bung Karno, Gigih Mardana, Senin mengemukakan dalam haul ini memang sengaja melibatkan berbagai macam pemeluk agama. Mereka ikut mendoakan Bung Karno sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

"Bung Karno ini adalah bapak bangsa dan dimiliki semua golongan. Untuk itu, kami beri kesempatan ke seluruhnya untuk mendoakannya," katanya kepada wartawan.

Ia mengatakan, kegiatan doa lintas agama ini juga sebagai bentuk kebersamaan. Bung Karno merupakan bapak bangsa dan proklamator, sehingga tidak membeda-bedakan antarumat beragama.

Selain itu, dengan kegiatan Hhaul Bung Karno tersebut, merupakan media untuk mengenang serta memotivasi diri melalui perjalanan hidup, semangat serta keteguhan dari perjuangan Bung Karno mulai dari zaman pergerakan hingga zaman kemerdekaan. Dengan itu, diharapkan akan tercipta masyarakat yang saling menghargai dan toleransi.

Acara doa lintas agama itu digelar di halaman makan Bung Karno, Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sanan Wetan, Kota Blitar. Satu per satu, pemeluk agama berdoa sesuai dengan agama yang dianutnya.

Gigih juga mengatakan, bulan Juni memang sudah ditetapkan sebagai bulan Bung Karno oleh Pemkot Blitar. Beragam acara yang terkait dengan Bung Karno digelar baik peringatan hari lahir hingga wafatnya. Pada 2016, acara haul Bung Karno bertepatan yang ke-46.

Dalam acara peringatan ini, pemerintah kota meniadakan sejumlah kegiatan pengajian. Hal ini dikarenakan acara peringatan ini bertepatan dengan Ramadhan. Nantinya, kegiatan pengajian akan diselenggarakan lagi, jika Ramadhan berikutnya tidak bertepatan dengan Ramadhan.

Selain doa bersama, pemkot juga mengadakan acara 1.000 tumpeng yang digelar di kawasan makam. Dalam acara itu, selain melibatkan seluruh SKPD di Kota Blitar, juga masyarakat sekitar. Mereka membawa beragam tumpeng yang akan dijadikan sebagai sajian buka bersama.

Walaupun bertepatan dengan haul, lokasi makam Bung Karno tidak ditutup untuk umum. Masyarakat yang ingin ziarah ke makam bisa leluasa untuk ziarah. Mereka pun juga dengan khusyuk mendoakan almarhum Bung Karno.

Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016