Senin sekitar pukul 09.00 hingga 12.00 WIB, Tim SAR gabungan menemukan lagi empat korban dalam kondisi meninggal dunia,"

Jakarta (ANTARA News) - Tim SAR gabungan menemukan empat korban tewas tambahan yang tertimbun longsor di Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah.

"Senin sekitar pukul 09.00 hingga 12.00 WIB, Tim SAR gabungan menemukan lagi empat korban dalam kondisi meninggal dunia," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Senin.

Sutopo Purwo Nugroh mengatakan tiga orang ditemukan di Desa Donorati, Kecamatan Purworejo dan satu orang ditemukan di Desa Caok/Karangrejo, Kecamatan Loano. Dengan demikian, total korban bencana banjir dan longsor di Jawa Tengah adalah 47 tewas dan 15 orang hilang.

Pencarian korban, kata dia, difokuskan di Desa Donorati yang diperkirakan masih ada enam orang hilang dan di Desa Caok/Karangrejo ada delapan orang. Sementara di Desa Jelog Kecamatan Kaligesing masih ada satu orang hilang.

Dia mengatakan sekitar 250 personel Tim SAR gabungan dari BPBD, TNI, Polri, Basarnas, PMI, Tagana, SKPD, LSM dan relawan masyarakat mencari korban hilang di Desa Dorowati. Akses jalan yang sebelumnya tidak bisa dilalui, saat ini sudah diperbaiki sehingga tiga alat berat dapat membantu pencarian korban.

Kondisi tanah labil dan potensi longsor susulan, kata dia, masih tinggi jika hujan terjadi di bagian hulu. Sedangkan di Desa Caok/ Karangrejo tim SAR gabungan berjumlah sekitar 200 personil terus melakukan pencarian korban.

Kepala BNPB Willem Rampangilei, Bupati Purworejo, Ketua Komisi VIII DPR dan pejabat BNPB telah tiba di lokasi longsor di Purworejo untuk mendampingi BPBD dalam penanganan darurat. Operasi SAR ditetapkan hingga tujuh hari ke depan yaitu hingga 24 Juli sesuai ketentuan yang ada. Jika diperlukan masa pencarian dapat diperpanjang.

"Daerah longsor yang terjadi di Purworejo, Kebumen dan Banjarnegara merupakan daerah rawan sedang hingga tinggi longsor. Adanya pemicu hujan lebat menyebabkan longsor terjadi dan menimbulkan korban jiwa," katanya.

Menurut Sutopo, perlu upaya mitigasi struktural dan nonstruktural untuk melindungi masyarakat dari bahaya longsor. Ke depan, penataan ruang yang berbasis peta rawan longsor perlu lebih ditegakkan dalam pelakanaannya untuk melindungi masyarakat dari longsor.

"Masyarakat diimbau untuk terus meningkatkan kesiapsiagaannya mengingat potensi banjir dan longsor masih tetap tinggi seiring dengan hujan lebat masih berpotensi tinggi," katanya.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016