Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi, bergerak menguat sebesar 82 poin menjadi Rp13.257 dibandingkan posisi sebelumnya pada posisi Rp13.339 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas, Rangga Cipta di Jakata, Senin mengatakan bahwa nilai tukar rupiah mengalami apresiasi terhadap dolar AS menyusul harga komoditas seperti minyak mentah dunia yang kembali bergerak naik.
Terpantau harga minyak jenis WTI Crude menguat 0,92 persen menjadi 48,42 dolar AS per barel, dan Brent Crude naik 0,71 persen menjadi 49,52 dolar AS per barel.
Ia menambahkan bahwa keberpihakan Bank Indonesia terhadap target pertumbuhan ekonomi ditandai dengan dipangkasnya suku bunga acuan (BI rate) juga menambah optimisme pelaku pasar uang di dalam negeri.
"Akan tetapi, belum adanya kesepakatan mengenai RUU tax amnesty bisa menghancurkan optimisme pelaku pasar di dalam negeri, kondisi itu dapat menahan laju rupiah lebih tinggi," katanya.
Pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan bahwa isu mengenai Brexit (Inggris keluar dari Uni Eropa) yang cenderung mulai mereda menjadi salah satu faktor yang turut menopang laju mata uang rupiah.
"Diharapkan referendum Brexit mereda sehingga tidak menambah ketidakpastian perekonomian global mengingat laju pertumbuhannya masih melambat," katanya.
Ia mengatakan bahw kebijakan Bank Indonesia yang memutuskan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 25 basis poin dari 6,75 persen menjadi 6,5 persen dan relaksasi ketentuan Loan to Value Ratio (LTV) dapat mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016