"Kondisi Bengawan Solo di Bojonegoro tidak menimbulkan banjir juga kerusakan seperti tanah longsor, bahkan ketinggian airnya sekarang ini belum mencapai siaga I," kata Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Bojonegoro Sukirno, di Bojonegoro, Senin.
Data di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro bahwa ketinggian air pada papan duga di Bojonegoro mencapai 12,50 meter, Senin pukul 06.00 WIB.
Ketinggian air Bengawan Solo di Karangnongko, Kecamatan Ngraho, sekitar 70 kilometer dari kota dalam waktu bersamaan masih di bawah siaga banjir dengan ketinggian mencapai 26,30 meter.
"Ketinggian air Bengawan Solo di Jurug, Solo, yang sempat masuk siaga merah dan menimbulkan banjir berangsur-angsur surut, sejak sehari lalu," jelas dia.
Ia memastikan Bengawan Solo di daerah hilir Jawa Timur terkendali karena di daerahnya tidak terjadi hujan dengan intensitas tinggi bersamaan dengan naiknya air Bengawan Solo yang disebabkan memperoleh pasokan air dari hulu, Jawa Tengah.
Begitu pula, lanjut dia, Kali Kening di Tuban yang menimbulkan banjir bandang di sejumlah desa di Kecamatan Kenduruan, akibat hujan deras tidak mempengaruhi kondisi Bengawan Solo di daerahnya.
"Air banjir Kali Kening lebih dulu masuk Bengawan Solo, sebelum akhirnya disusul air banjir dari daerah hulu Jawa Tengah.
Ia menambahkan naiknya air Bengawan Solo yang terjadi dalam dua hari terakhir tidak menimbulkan banjir juga tanah longsor.
Seorang petugas di posko UPT Pengelolaan Sumber Daya Air wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Jayadi menjelaskan kondisi debit air Bengawan Solo di daerah hilir mulai Bojonegoro, Tuban dan Lamongan sedang kosong.
Oleh karena itu, menurut dia, bertambahnya debit air Bengawan Solo di daerah hilir Jawa Timur, tidak menimbulkan banjir.
"Tapi bertambahnya debit air Bengawan Solo di hilir Jawa Timur menguntungkan petani juga petambak, sebab ada tambahan pasokan air dari hulu Jawa Tengah," ucapnya, menegaskan.
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016