London (ANTARA News) - KBRI Den Haag bekerjasama dengan Indonesia-Nederland Youth Society (INYS) didukung Rumah Budaya Indonesia (RBI), mengelar Lomba Pidato Bahasa Indonesia bagi penutur asing untuk kedua kali setelah 2015 lalu.
"Lomba pidato Bahasa Indonesia di luar negeri yang dilaksanakan di 19 negara sahabat bertujuan untuk memberikan wawasan dan pemahaman akan pentingnya Bahasa Indonesia sebagai wahana bekerja sama dengan bangsa Indonesia, "m kata Minister Counsellor Pensosbud KBRI Den Haag Azis Nurwahyudi kepada ANTARA di London, Senin.
Tema lomba kali ini adalah "Bahasa dan Budaya Indonesia" yang diperinci menjadi subtema "Sahabat Baruku Orang Indonesia, Senangnya Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia, Peran Indonesia di Kawasan ASEAN dan Semboyan "Bhinneka Tunggal Ika."
Final lomba dilaksanakan pada Sabtu di Aula Nusantara KBRI Den Haag dengan diikuti sembilan finalis.
Acara ini diawali dengan workshop "public speaking" dengan narasumber Emma Bakkel demi memberikan kesempatan kepada peserta untuk belajar tentang posisi berdiri, gerakan lazim dilakukan pembicara, cara merangkai kalimat, hingga bagaimana cara mengatasi demam panggung.
Duta Besar RI untuk Kerajaan Belanda I Gusti Agung Wesaka Puja menyebut lomba ini berdampak positif bagi semakin eratnya persahabatan antar dua bangsa.
"'Bahasa mencerminkan bangsa' menjadi pijakan bagi pembelajaran bahasa Indonesia bagi penutur asing, khususnya melalui lomba pidato ini," kata Puja.
Ketua INYS Andhika Rutten menilai lomba ini dapat mempererat hubungan antara generasi muda Indonesia dan Belanda, khususnya melalui kesempatan untuk saling mengenal lebih jauh tentang bahasa, tradisi, kuliner, dan kebudayaan masing negara.
Bertugas sebagai dewan juri final lomba adalah Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Den Haag Bambang Hari Wibisono, Ph.D. Candidate bidang linguistik dari Universitas Leiden, Nazarudin, dan Ketua INYS Andhika Rutten.
Kriteria penilaian meliputi kelancaran bertutur dalam Bahasa Indonesia, ketepatan tata bahasa, isi pidato, penggunaan jeda yang tepat pada saat menyampaikan pidato, gesture, mimik, posisi dan gerak tubuh, volume suara, dan pengelolaan waktu pidato.
Setelah penilaian akhir, Bram Berhitu dinobatkan sebagai pemenang kategori Best Speaker, sedangkan Merie Limin pemegang kategori Most Creative Speaker.
Bram mengaku senang mengikuti dan memenangkan lomba, meskipun hanya belajar Bahasa Indonesia selama 1,5 tahun.
Bram adalah diplomat muda bekerja pada Kementerian Luar Negeri Kerajaan Belanda dan dia berharap ditugaskan di Indonesia.
Sedangkan Merie menjadi satu-satunya peserta yang memilih subtema Semboyan Bhinneka Tunggal Ika, yang dikemas dalam materi pidato, sedangkan peserta yang lain lebih banyak memilik subtema Senangnya Belajar Bahasa dan Budaya Indonesia.
Kedua pemenang mendapatkan hadiah berupa tiket pesawat Amsterdam-Jakarta pp, ikut menghadiri upacara peringatan HUT RI ke-71 di Istana Merdeka, Jakarta, pada 17 Agustus 2016.
Bersama para pemenang dari 19 negara, mereka juga akan mendapat kesempatan mengunjungi tempat-tempat wisata di Yogyakarta.
Lomba pidato bahasa Indonesia di luar negeri juga digelar di Amerika Serikat, Australia, Filipina, India, Inggris, Jepang, Jerman, Malaysia, Mesir, Myanmar, Papua Nugini, Prancis, Arab Saudi, Singapura, Thailand, Timor Leste, China dan Turki.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016