Jakarta (ANTARA News) - Terlibat dalam project film dokumenter pendek mengenai gajah "Save Our Forest Giants", membuat aktor Nicholas Saputra akrab dengan mamalia darat berukuran besar itu.
Namun, ternyata kisah pertemanan pria yang akrab dipanggil Nico ini dengan gajah telah dimulai jauh sebelum proses pembuatan film.
Sekitar 10 tahun lalu, Nico mulai bercerita, sewaktu berpergian ke Tangkahan, di situ dia mendengar banyak masalah dan tantangan yang harus dihadapi, dari situ kemudian dia merasa tertarik.
"Sejak saat itu saya suka dengan gajah dan mencoba memahami apa yang dialami oleh lingkungan kita pada saat itu," kata Nico, dalam peluncuran film dokumenter pendek "Save Our Forest Giants", di Jakarta, Minggu.
"Sehingga mulai sejak itu saya banyak keliling Sumatera, terutama ke Aceh, ke beberapa tempat seperti Tangkahan juga untuk melihat untuk berinteraksi juga," sambung dia.
Di Unit Tanggap Konservasi (CRU) Tangkahan, Nico bertemu dengan sejumlah bayi gajah. Ada Tangka yang ditemui Nico saat berusia 2-3 bulan dan Namo yang dia temui saat beru berusia 6 hari. "Saya kenal mereka sejak sangat muda," ujar dia.
Nico juga bertemu dengan Eropa, bayi gajah yang diadopsi delegasi Uni Eropa dari CRU Tangkahan.
"Eropa dan Tangka berasal dari satu ibu. Eropa sangat aktif, dan sangat kecil. Karena ibunya juga kecil sepertinya gennya menurun, jadi tidak akan sebesar gajah lainnya. Very cute!," kata dia.
Pemeran Rangga dalam film "Ada Apa Dengan Cinta" itu juga sempat bertemu dengan bayi gajah Amelia yang kemudian mati akibat virus herpes EEHV.
"Saya bertemu Amelia saat berusia 2,5 tahun dan pada usia 3 tahun dia mati. Di situ saya bisa merasakan rasa kehilangan mahout (sebutan untuk penjaga gajah)," ujar Nico.
"Mereka merawat sejak masih kecil, rasanya seperti kehilangan seseorang di dalam keluarga sendiri," lanjut dia.
Lewat film dokumenter pendek itu Nico ingin memperlihatkan fakta kepada dunia bahwa virus itu pun dapat mengancam eksistensi gajah.
"Virus ini bisa terjadi kapan pun, bagaimana cara terinfeksinya belum ada penelitian lebih lanjut mengenai hal itu. Ini sangat berbahaya, tidak ada obat, tidak ada vaksin," jelas Nico.
"Dengan film dokumenter pendek ini, saya ingin berbagi untuk meningkatkan kesadaran menjaga ekosistem dengan kapasitas kita sendiri. Tak perlu jadi aktivis hanya memasukan kesadaran dalam kehidupan sehari-hari," tambah dia.
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016