Jakarta (ANTARA News) - Koordinator Humas Universitas Bunda Mulia Susi Mardiati mengatakan mencetak individu berprestasi harus dimulai dari bangku kuliah.
"Mencetak individu berprestasi tidaklah mudah, karena pada masa kuliah itu merupakan masa di mana individu mencari jati dirinya, mendapatkan kebebasan untuk mengambil keputusan, mengatur waktu, mencari relasi, hingga mempersiapkan bekal untuk terjun ke dunia industri," kata Susi di Jakarta, Minggu.
Dia menambahkan berprestasi merupakan salah satu nilai lebih yang dapat dibanggakan bagi setiap individu.
Sayangnya, banyak yang kurang mengetahui tentang masa tersebut, akibatnya banyak individu meski sudah mencicipi pendidikan hingga ke jenjang perguruan tinggi namun tidak berprestasi.
"Tujuan orang tua menguliahkan anaknya ke jenjang perguruan tinggi pastinya memiliki harapan yang besar."
Setidaknya 400.000 lulusan sarjana menganggur. Menurut Susi, ini merupakan tantangan bagi perguruan tinggi untuk mencetak individu berprestasi.
UBM sendiri berusaha mencetak individu berprestasi. Menurut Susi sejumlah prestasi mahasiswa antara lain, Devin Kilanta,mahasiswa Ilmu Komunikasi menjadi Abang Favorit Jakarta Utara 2016, Eveny mahasiswa Bahasa Budaya Tionghoa (BBT) menyabet juara tiga Chinese Bridge tingkat Nasional, Kenny Fernando mahasiswa prodi akuntansi meraih beasiswa Master Departemen Keuangan di Netherlands, Amsterdam.
Sedangkan Himpunan Mahasiswa Prodi Akuntansi pada Mei 2016 menoreh prestasi Pencatatan Pemecahan Rekor MURI kategori Lomba Akuntansi Online dengan Jumlah siswa/i SMA terbanyak.
"Prestasi dicapai dengan pengembangan mahasiswa sehingga dapat memacu potensi akademik dan nonakademik mereka,"tukas dia.
Susi menambahkan karena mahasiswa berprestasi adalah individu yang siap menghadapi tantangan global dan tuntutan dunia industri.
"Kami menyiapkan sejak dini para calon mahasiswa diberikan ruang untuk bergabung bersama sahabat prestasi yakni mendapatkan pelatihan sesuai dengan bidang yang mereka minati hingga praktik langsung ke dunia industri.
Sebagai contoh, ketika minat mereka dalam dunia komunikasi diarahkan mendapatkan "workshop broadcasting" kemudian dipraktikkan ke dunia industri radio dan pertelevisian, katannya.
(I025)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016