Negara (ANTARA News) - Temuan koin kuno yang tersimpan dalam guci di Kabupaten Jembrana, Bali, diyakini berasal dari Cina tepatnya di masa Dinasti Song.
Hal tersebut berdasarkan identifikasi yang dilakukan Balai Arkeologi Bali, saat melihat koin beserta guci yang disimpan di Kantor Balai Dusun Taman, Desa Batu Agung, Minggu.
"Dilihat dari corak serta ukiran, khususnya pada guci. Benda ini berasal dari Dinasti Song sekitar abad kesepuluh. Ini merupakan penemuan yang penting," kata Kepala Balai Arkeologi Wilayah Kerja Bali-NTB-NTT I Gusti Made Suarbawa.
Ia mengatakan, temuan koin atau uang kepeng kuno dengan jumlah ribuan seperti di Kabupaten Jembrana tersebut jarang terjadi di Bali.
Menurutnya, selain di Jembrana di Kabupaten Bangli juga pernah ditemukan benda kuno sejenis, dengan perkiraan jumlah uang kepeng yang tersimpan di guci mencapai 10 ribu keping.
"Dengan adanya temuan ini juga membuktikan kalau Desa Batu Agung merupakan pemukiman kuno, dan pada abad kesepuluh sudah ada hubungan dagang ke negeri di Tiongkok," ujarnya.
Dari ribuan uang kepeng di dalam guci, pihaknya juga menemukan koin yang dibuat pada masa Dinasti Ming di abad ke 13, yang pada masanya berfungsi sebagaimana mata uang saat ini.
Untuk mendapatkan data lebih lanjut, ia mengaku, pihaknya harus melakukan penelitian yang lebih detail, termasuk mempelajari hurur cina pada kepingan koin tersebut.
Kepala Dusun Taman Ida Bagus Arnawa mengatakan, lokasi temuan benda kuno yang berada di pinggir jalan desa, dulunya dipercaya sebagai areal taman kerajaan.
"Oleh Balai Arkeologi, kami diberikan petunjuk untuk membersihkan uang kepeng tersebut dengan menggunakan air dicampur buah asem," katanya.
Ribuan uang gepeng di dalam guci tersebut ditemukan Ismail, seorang pekerja PDAM Tirta Amertha Jati, saat menggali untuk keperluan pemasangan pipa.
Temuan benda kuno ini menarik masyarakat untuk datang melihatnya, termasuk Bupati Jembrana I Putu Artha beserta jajarannya.
Saat ini ribuan keping uang kuno tersebut disimpan di Kantor Balai Dusun Taman, dengan penjagaan yang ketat.
Pewarta: Gembong Ismadi
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016