Maftah Ally, Komisaris Distrik Serengeti, mengatakan gerombolan gajah itu menewaskan seorang warga desa pada Jumat malam, ketika ia sedang menjaga kebun jagungnya.
"Tiga gerombolan gajah menyerbu beberapa desa yang berada di dekat taman nasional dan menghancurkan tanaman, termasuk jagung," kata Ally, sebagaimana dikutip Xinhua
Ia menambahkan petugas keamanan dari taman tersebut bekerja keras untuk mengendalikan gajah itu sehingga hewan tersebut tidak menimbulkan kerusakan lebih parah.
Ia menambahkan sebanyak 150 gajah sejak Kamis telah menyerbu Desa Kenokwe, yang berada 30 kilometer dari Taman Nasioanl tersebut.
Ia mengatakan warga desa semalaman penuh berusaha mengendalikan gajah itu tapi gagal.
Chembo Manyanya, seorang kanselir bagi Nyatamare, mengatakan 100 gajah juga masih berada di Desa Kemugesi selama dua hari berturut-turut sehingga kegiatan usaha di desa tersebut terhenti.
"Orang-orang tak bisa menggembalakan ternak mereka. Mereka juga tak bisa pergi ke lahan mereka karena takut diserang oleh hewan besar itu. Sebagian besar dair mereka tetap tinggal di dalam rumah.
John Lendoyan, Pejabat Margasatwa di Distrik Serengeti, mengatakan penjaga Taman Nasional tak bisa mengendalikan hewan yang mengamuk, karena kekurangan fasilitas, termasuk kendaraan patroli.
Menurut Pemerintah Serengeti, dari 2009 sampai Juni 2016, lebih dari 20 orang telah tewas oleh gajah dan 6.700 hektare tanaman telah dirusak oleh hewan yang mengamuk.
(Uu.C003)
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016