Jakarta (ANTARA News) - Kementrian Pemuda dan Olahraga menyelenggarakan event unik di Auditorian Wisma Menpora Jakarta, yaitu kejuaraan tenis meja "Ramadhan Cup" yang berlangsung usai sholat taraweh dan berakhir menjelang waktu sahur, Sabtu.
Kejuaraan yang juga diikuti Menpora Imam Nahrawi itu menarik minat lebih dari seratus peserta yang bertanding di dua kategori, yaitu Platinum (khusus pejabat) dan Penggiat Olahraga.
Diantara peserta yang hadir terdapat dua tokoh yang sama-sama mengklaim diri mereka sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI) yang sah, yaitu Lukman Eddy dan Oegroseno.
Juga hadir Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Raden Isnanta, pengusaha Eddy Wikanta, dan mantan petenis meja nasional Diana Wuisan.
Menurut Ketua Panitia Yuni Poerwanti yang juga Staf Ahli Menpora Bidang Politik, tujuan kejuaraan tersebut lebih kepada ajang silaturahim diantara para masyarakat pecinta tenis meja.
"Tapi yang lebih penting lagi, bagaimana kejuaraan di bulan suci Ramadhan ini bisa menjadi berkah agar dunia tenis meja Indonesia bisa bersatu demi mencapai prestasi yang lebih baik," kata Yuni.
Menurut Yuni, selain ajang silaturahim, kejuaraan tersebut memang dirancang untuk mempertemukan Lukman Eddy, mantan menteri Percepatan Daerah Tertinggal Kabinet Indonesia Bersatu dan Oegroseno, mantan Wakapolri.
Usai acara pembukaan kejuaraan, baik Lukman Eddy maupun Oegroseno menegaskan bahwa mereka berharap dualisme dalam kepengurusan PTMSI bisa segera diakhiri agar tidak mengorbankan atlet dan kepentingan olahraga nasional.
"Situasi seperti ini harusnya tidak terjadi di Indonesia, kami juga berharap kondisi ini tidak berlarut-larut karena pasti yang menjadi korban adalah atletnya, pengurus di daerah juga terpecah belah dan sebagainya," kata Oegroseno.
Sementara itu Menpora Imam Nahrawi mengatakan bahwa ia berharap pertemuan keduanya menjadi awal yang baik.
"Seusai pertandingan dan pertemuan ini, saya berharap ada solusi secepatnya dan segera mungkin untuk memajukan tenis meja nasional. Ini adalah berkah Ramadhan," katanya.
Karena sifat kejuaraan tersebut yang lebih menekankan pada ajang silaturahim, bukan untuk mengejar prestasi sebagaimana sebuah kompetisi umumnya, kategori Penggiat Olahraga pun tidak memandang usia dan jenis kelamin.
Dalam salah satu pertandingan, terlihat seorang peserta usia SD, berhadapan dengan lawan yang sudah berusia 50-an tahun, sementara pada sudut lainya, seorang peserta putri menghadapi lawan putra.
Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016