Jakarta (ANTARA News) - Piala Eropa kali ini diadakan bertepatan dengan Ramadhan, padahal banyak pemain besar Eropa yang beragama Islam yang mewajibkan pemeluknya berpuasa selama bulan itu.
Banyak pemain top Eropa yang bermain pada Euro 2016 yang beragama Islam, seperti Paul Pogba, Emre Can, Sami Khedira dan Mesut Ozil. Belum terhitung sebagian besar pemain Albania dan Turki yang adalah dua negara Eropa yang sebagian besar penduduknya beragama Islam.
Tahun ini lama puasa di Eropa lebih panjang karena bertepatan dengan musim panas. Ini yang mungkin beberapa pemain, termasuk Ozil dan para pesepakbola muslim Timnas Prancis, yang memutuskan tidak berpuasa.
BBC kemudian menanyakan soal ini kepada Nathan Ellington, bekas pesepakbola Liga Utama Inggris yang pernah bermain untuk Wigan Athletic, West Bromwich Albion, Derby County dan Watford.
Ellington memeluk Islam pada usia muda dan berpuasa kendati selama bertanding sepak bola. Dan ini petikan wawancara BBC dengan Ellington yang dianggap BBC merepsentasikan pesepakbola muslim Eropa.
Beberapa pemain memilih tidak berpuasa selama Ramadhan ini. Apa hukumnya?
Ya, sebenarnya setiap muslim yang sudah dewasa dan sehat semestinya dan wajib berpuasa, jika Anda tengah bepergian atau sakit, maka Anda boleh berpuasa pada hari yang lain.
Berkaitan dengan Euro 2016, itu tak begitu menjadi masalah karena semua orang sedang bepergian (musafir). Jika ada pemain yang memilih tidak berpuasa selama turnamen itu, maka mereka harus menebusnya selama setahun penuh.
Apakah ada kritik dari sesama muslim jika seorang pemain memilih menunda berpuasa?
Satu-satunya jika ini terjadi maka ketika pemain itu bermain di kandangnya sendiri. Artinya, dia tidak sedang bepergian, oleh karena itu dispensasi (memundurkan berpuasa) tidak berlaku jika bermain di kandang sendiri.
Pernahkah Anda ditekan manajer atau staf kelab untuk tak berpuasa selama bertanding?
Ya. Saya pernah diberi tahu seorang manajer bahwa saya tidak akan dimainkan karena saat itu saya sedang berpuasa. Dia berkata kepada saya bahwa puasa akan mengganggu kebugaran, kemampuan dan level energi saya.
Pernah suatu waktu saya berpuasa dan klub tidak mengetahuinya, saya tidak bilang siapa-siapa. Kenyataannya, Anda tak akan tahu atau menyadari perbedaan (antara berpuasa dan tidak berpuasa). Ketika saya bermain di Yunani, salah seorang pemain bercanda kepada saya pasti saya tidak berpuasa karena saya bermain bagus sekali saat itu.
Oleh karena itu sungguh ini menyangkut pola pikir. Kemampuan Anda bermain selama puasa tergantung kepada pola pikir Anda. Saya tak pernah punya masalah dengan pertandingan selama Ramadhan. Tapi beberapa orang memang kesulitan. Jika Anda mulai merasa pusing atau tidak sehat, maka jelas Anda harus makan.
Adilkah seorang manajer tidak memilih Anda untuk bermain karena Anda sedang berpuasa?
Saya tak menganggap itu adil. Seperti saya bilang, ada masa ketika saya berpuasa tanpa diketahui klub dan bahkan tak seorang yang menyadarinya. Saya bilang soal itu kepada klub.
Namun saya bisa memahami jika ada pemikiran dari manajer bahwa puasa mempengaruhi penampilan pemainnya. Sungguh saya tidak menyalahkan dia karena itu, tetapi saya kira para manajer harus memahami bahwa setiap orang itu berbeda. Tak bisa dilihat kasus per kasus. Beda pemain beda pertimbangan.
Bagaimana Anda bisa berhasil selama berpuasa?
Saya hanya meyakinkan diri bahwa saya menyantap makanan berenergi selama sahur --bubur, pisang, dan sejenisnya-- dan banyak minum. Masalahnya adalah masa pemulihan setelahnya, itu bisa memerlukan agak lebih lama. Saya hanya perlu pulang ke rumah dan tidur setelah pertandingan sebelum saya makan lagi (buka puasa).
Apakah kali ini bermasalah karena waktu puasa lebih lama?
Ya, tahun ini kan periode antara matahari terbit dan matahari terbenam sangat panjang, sehingga puasa akan berat sekali.
Pemain harus benar-benar mengatur pola tidurnya karena mereka akan memulai puasa sekitar pukul 3.15 (dini hari) dan tidak makan minum sampai sekitar pukul 21.30 (malam). Ini akan lebih berat.
Bermanfaatkah pola tidur atau kesehatan dengan harus makan sampai begitu malam?
Ya. Saya kira kami tidak akan langsung tidur, kami harus shalat malam. Ini tergantung pada mengubah pola tidur Anda. Anda harus memastikan Anda bisa istirahat pada waktu berbeda. Ini soal memutar waktu, namun tubuh Anda terbiasa melakukannya, dan sebenarnya, ada bukti puasa itu bagus untuk kesehatan Anda.
Apakah Anda merasa menjadi muslim itu mempengaruhi karir Anda?
Ya. Saya memeluk Islam pada usia 23 tahun, pada puncak karir saya. (Serangan Teroris ke AS) 9/11 saat itu baru saja terjadi, jadi bukan waktu yang tepat untuk menjadi muslim.
Saya yakin bahwa kepemelukan saya kepada Islam telah memainkan sebuah bagian dalam turunnya karir saya. Saya tidak pernah cedera dan selalu menjadi pencipta gol terbanyak, setiap musim, bermain lama pada setiap pertandingan, namun begitu saya menjadi muslim, saya menjadi jarang bermain dan ini mempengaruhi kebugaran dan penampilan saya, dan lainnya.
Memang sulit. Jika tak ada orang yang membahas soal ini, maka sulit untuk mengaturnya. Saat saya bermain sepak bola, saya tahu para pemain muslim menyembunyikan keyakinan mereha. Ada seorang pemain muda di zaman saya, contohnya, yang tak mau memasalahkan daging halal atau tidak karena dia tidak ingin menguak fakta bahwa dia muslim. Ini pemain muda yang kurang begitu mapan. Saya kira, bagi pemain yang lebih mapan, situasinya lebih mudah.
Itulah alasannya kami membentuk Asosiasi Pesepak Bola Muslim. Kami adalah kelompok pendorong untuk membantu menghubungkan orang-orang, selain membantu orang untuk lebih memahami agama kami. Kami ingin menunjukkan bahwa Anda tetap bisa beribadah sekaligus menjadi pesepakbola sukses.
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016