Yogyakarta (ANTARA News) - Bagi Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Yogyakarta, Tyar Prasetyo, mengemban tugasnya perlu pula mengajak dan mengingatkan masyarakat untuk bersikap selalu arif dalam menyikapi kondisi alam yang setiap saat bisa mendatangkan bencana. Menurut pria kelahiran Jakarta pada 28 Agustus 1971 itu, sikap arif yang harus selalu dikedepankan adalah membiasakan diri bersikap antisipatif, dan bukannya reaktif terhadap bencana alam. "Kita semestinya selalu membiasakan diri melakukan antisipasi dengan segala kesiapan agar terhindar atau minimal tidak menjadi korban apabila terjadi bencana, dan bukannya baru bereaksi ketika terjadi bencana," katanya, Kamis, sehubungan dengan masih adanya gempa susulan di Yogyakarta. Ia menyebut contoh sederhana, jika wilayah yang menjadi tempat tinggal warga merupakan daerah rawan gempa, maka tentunya rumah yang didiami semestinya dibuat sedemikian rupa sebagai rumah dengan konstruksi tahan gempa. Sehingga, apabila terjadi gempa besar, tidak menyebabkan kerusakan parah, dan yang lebih penting lagi tidak sampai menimbulkan korban jiwa. "Begitu pula dengan perabot yang ada di dalam rumah, seperti almari, hendaknya diletakkan di tempat atau ruangan yang tidak memungkinkan menimpa penghuni rumah apabila almari itu terguncang dan roboh akibat gempa. Akan lebih aman lagi almari tersebut diikat ke dinding dengan tali yang kuat," kata sarjana S-1 lulusan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) di Universitas Indonesia (UI) Jakarta tersebut. Untuk itu, Tyar yang pernah mengikuti pelatihan tsunami di Tokyo dan Osaka, Jepang, mengharapkan, agar ada sosialisasi yang dilakukan pemerintah daerah melalui instansi terkait perihal antisipasi seperti itu kepada masyarakat. "Masyarakat perlu diberi penyadaran dan pemahaman bahwa langkah antisipasi lebih menjamin keselamatan, daripada membiasakan diri bersikap reaktif ketika terjadi bencana," katanya. Pria yang pernah bertugas di BMG Jayapura (1994-2000) dan Bandung (2000-2005) itu mengatakan bencana alam tidak bisa diramal kapan terjadi. Tetapi dengan kemampuan manusia, kemungkinan akan terjadi bencana bisa dideteksi. Karena itu pula, menurut Tyar yang mulai bertugas di BMG Yogyakarta sejak 2005, manusia harus menyikapi setiap bencana alam dengan akal dan kearifan. "Akal saja tidak cukup, harus ada kearifan, sehingga manusia akan selalu waspada dan berhati-hati dengan segala antisipasinya," katanya menambahkan. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007