"Yang utama menghadapi lebaran adalah kebutuhan kas. Kami siapkan uang tunai Rp64,7 triliun. Kebutuhan kas tahun ini naik 8 persen dibanding tahun lalu hanya Rp59,1 triliun," kata Direktur Perencanaan dan Operasional BNI Bob Tyasika Ananta di Kantor Pusat BNI, Jakarta, Jumat malam.
Bob mengatakan kebutuhan kas selama Ramadhan naik dua kali lipat per minggu jika dibandingkan dengan bulan biasa sebesar Rp5,6 triliun per minggu dan diperkirakan akan terus bertambah memasuki libur lebaran.
Adapun dari dana Rp64,7 triliun yang dipersiapkan, dana sebesar Rp30,24 triliun akan dialokasikan untuk kebutuhan ATM, Rp32,46 triliun untuk kebutuhan outlet dan sisanya Rp1,375 triliun akan disetor ke Bank Indonesia (BI).
Bob meyakini dana yang telah disiapkan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan kas nasabah walaupun pada dua tahun terakhir perhitungan perseroan sedikit meleset.
"Dua tahun terakhir ini kalaupun meleset hanya sekitar 2 persen saja, jadi tidak terlalu besar selisih kebutuhan dan permintaannya," ujar dia.
BNI juga menyiapkan 200 outlet untuk melayani kebutuhan nasabah dalam bertransaksi selama Ramadhan, memasuki cuti bersama hingga libur panjang Hari Raya Idul Fitri dengan meliburkan operasional hanya satu hari pada 6 Juli 2016 (hari H Lebaran).
Pada 4 Juli 2016, BNI memberikan layanan terbatas berupa setoran bahan bakar minyak (BBM) dan non BBM dari Pertamina, melayani setoran atau penarikan tunai dalam mata uang rupiah di rekening BNI serta transaksi kliring.
Setelah lebaran, ada 107 outlet yang tetap melayani transaksi nasabah pada 5,7, dan 8 Juli 2016 dengan operasional terbatas, seperti setor dan penarikan tunai, setoran BBM dan non BBM dari Pertamina, transaksi kas dalam rupiah dan pemindahbukuan rupiah.
Sementara itu, pada 9 dan 10 Juli 2016, hanya ada 78 outlet "weekend banking" yang melayani.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016