Makassar (ANTARA News) - PT Pelni memastikan ratusan penumpang KM Tidongkabila tujuan Labuan Bajo dan Bima Nusa Tenggara Barat segera diberangkatkan meski tiket yang dibeli dari perusahaan travel diduga ilegal karena tidak terdaftar di sistem dalam jaringan Pelni.
"Semua diberangkatkan besok pagi pukul 07.00 Wita menggunakan kapal cepat Ferry Jet Liner dari Pelabuhan Makassar menuju Labuan Bajo," ujar Direktur Operasi dan Layanan PT Pelni Capt Daniel E Bangonan di Pelabuhan Makassar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Menurut dia, membludaknya jumlah penumpang akibat salah satu travel menjual tiket menggunakan sistem offline dan tidak masuk dalam data base. Meski begitu pihaknya tetap bertanggung jawab atas insiden tersebut.
Mengenai barang-barang penumpang yang sudah terlanjur ikut dalam KM Tidongkabila, pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak pelabuhan Bajo agar bisa mengamankan barang penumpang.
"Kami sudah lakukan koordinasi dengan pihak pelabuhan dan petugas kapal agar menyelamatkan barang-barang para penumpang yang terangkut saat kapal tersebut menuju Pelabuhan Bajo," tambahnya.
Terkait dengan dugaan ulah travel menjual tiket asli tapi palsu yang tidak terdeteksi di sistem Pelni, kata dia, pihaknya telah melaporkan hal itu ke pihak berwajib dan segera menjatuhkan sanksi paling berat berupa pemutusan kerja sama.
Dikonfirmasi terpisah, Kapolres Pelabuhan Makassar AKBP Ivan Setiadi mengatakan dirinya belum menerima laporan terkait hal tersebut, bahkan belum melakukan pemeriksaan kepada siapapun termasuk dari pihak Travel Agus yang menjual tiket offline kepada calon penumpang.
"Belum ada yang diperiksa, laporan saja belum masuk. Sekarang yang kami lakukan bagaimana ratusan penumpang ini bisa segera diberangkatkan dan selamat sampai di tujuan," ujarnya kepada wartawan.
Mengenai adanya dugaan oknum memanfatkan situasi itu, kata dia, bisa saja terjadi, namun dirinya tidak ingin menuduh apalagi memberikan status yang belum tentu dilakukannya.
"Tentu harus diperiksa dulu untuk membuktikan kebenarannya, bisa jadi seperti itu ada oknum, tetapi tidak boleh menuduh tanpa ada bukti yang kuat," katanya.
Sementara Pelaksana tugas (Plt) General Manager PT Pelindo IV Makassar Yoseph Beny Rhoy menyatakan bagi penumpang yang telantar akan diberikan fasilitas dan ditampung sementara di ruang terminal car sembari menunggu kapal ferry Jet Liner.
"Kami tampung sementara dulu di Terminal Car, semua penumpang akan diberikan pelayanan termasuk memberikan air bersih dan kipas angin pendingin ruangan di penampungan. Kalaupun ada penumpang yang punya uang lebih mau menginap di penginapan kami silahkan. Kami hanya membantu mereka, karena ibaratnya kami ini yang punya rumah," tambahnya.
Sekitar 700 orang lebih penumpang tidak bisa naik ke KM Tidongkabila karena tiketnya diduga ilegal dan tidak terdaftar di PT Pelni. Sedangkan kapasitas penumpang Kapal Motor (KM) Tidongkabila yang diberangkatkan berjumlah 1.644 orang sesuai dengan ambang batas atau toleransi 60 persen yang diberikan Syahbandar pelabuhan dan PT Pelni guna keselamatan penumpang.
Sebelumnya, Kepala Syabandar Kelas Utama Makassar Marwansyah mengatakan, pihaknya terpaksa menurunkan penumpang atas kesepakatan dengan PT Pelni mengingat kapasitas KM Tidongkabila sekitar 800 orang penumpang.
"Harus diturunkan 1.800 orang dari jumlah yang naik hampir 3.000 orang tujuan Labuan Bajo, karena kapal sudah over kapasitas. Yang tidak terangkut kami jamin akan tetap diberangkatkan besok pagi dengan kapal lain," katanya.
Pewarta: Darwin Fatir
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016