Yogyakarta (ANTARA News) - Direktur Komisi Eropa untuk Asia, James Moran mengunjungi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) untuk mengetahui sejauh mana perkembangan daerah tersebut pascagempa, khususnya mengetahui penggunaan bantuan dana dari Uni Eropa. "Uni Eropa telah memberikan bantuan dana untuk penanganan pascagempa di DIY dan Jateng mulai tahap tanggap darurat hingga rekonstruksi dan rehabilitasi sebesar 60 juta dolar AS atau sekitar Rp500 miliar," kata Sekda DIY Tri Harjun Ismaji usai mendampingi Wakil Gubernur Paku Alam IX menerima James Moran di Komplek Kepatihan Yogyakarta, Kamis. Menurut dia, bantuan dana untuk DIY dan Jateng sebesar 60 juta dolar AS itu merupakan dana gabungan dari beberapa donor dan digunakan untuk kegiatan pembangunan rumah permanen sebanyak 12.000 unit untuk DIY dan 5.000 unit untuk Jateng. Selain itu, untuk kegiatan pembuatan t-shelter 24.000 unit, pengadaan tenda darurat, sarana prasarana umum, penanganan kesehatan dan korban cacat. "Bantuan Uni Eropa itu melalui dua pintu yakni Java Reconstruction Fund (JRF) dan LSM seperti Cardi, WHO, IOM, IFRC, Atlas Logistic, dan Handicap International. Bantuan itu betul-betul membantu Pemprop DIY dan mempercepat penyelesaian program pascagempa," katanya. Paku Alam IX menambahkan, dalam kegiatan penanganan pascagempa, masyarakat DIY sangat cepat dalam membangun kembali rumahnya yang roboh dengan cara pemberdayaan masyarakat atau kerja sama kelompok. "Sedangkan dari pemerintah daerah sendiri, selain mendukung rekonstruksi rumah penduduk yang roboh, juga memperhatikan para penderita cacat yang menjadi korban gempa baik secara fisik, psikologis maupun kondisi ekonomi," katanya. Sementara itu, James Moran mengatakan, bangkitnya masyarakat DIY yang begitu cepat dari keterpurukan akibat gempa bumi 27 Mei 2006 cukup positif. "Dalam waktu kurang dari satu tahun telah berdiri rumah permanen dan fasilitas lain yang sebelumnya telah hancur akibat gempa berkekuatan 5,9 Skala Richter," katanya.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007