Lille/Paris (ANTARA News) - Ribuan pendukung Rusia dan Inggris tiba di Lille, Rabu, dan pemerintah Prancis mengatakan membanjiri kota itu dengan polisi menjelang pertandingan tim kedua negara tersebut dalam Euro 2016.

Prancis kelabakan mencegah keberulangan kekerasan, yang merusak pertandingan Inggris-Rusia di Marseille, Sabtu, dan pihak berwajib di Lille melarang penjualan serta penggunaan alkohol dan meningkatkan keamanan di kota wilayah utara itu.

Meskipun kedua tim tersebut tidak akan bertemu lagi dalam babak grup, laga mereka selanjutnya akan digelar di tempat terpisah hanya beberapa kilometer.

Pendukung keduanya dipastikan bertemu di Lille, tempat kereta dari Inggris tiba dan wilayah pendukung dibangun bagi yang tidak memiliki tiket.

Setelah bentrokan kecil di dekat stasiun kereta pada Selasa malam, Lille tetap tenang saat waktu makan siang pada Rabu, menjelang pertandingan Rusia melawan Slowakia dan Inggris lawan Wales di stadion berdekatan di Lens pada Kamis.

Baik Rusia maupun Inggris terancam dikeluarkan dari kompetisi setelah ratusan pendukung mereka bentrok selama tiga hari di Marseille, sehingga polisi anti huru-hara terpaksa melemparkan gas air mata untuk menghentikan kerusuhan.

"Hari ini, langkahnya sangat sederhana: banjiri tempat umum dengan polisi sehingga tidak ada ruang bagi setiap bentuk holiganisme," kata Menteri Olah Raga Patrick Kanner kepada radio RTL.

Tidak seperti Marseille dimana para pendukung bisa minum selama berjam-jam, di Lille mereka harus berjuang untuk melakukan hal serupa karena larangan minuman keras yang diberlakukan sejak Jumat, menutup bar-bar dan kafe serta melarang toko dan stasiun pengisian bahan bakar menjual alkohol.

Pesta

Menteri Olah Raga Rusia Vitaly Mutko mengatakan ia "tidak pasti bahwa kekacauan yang melibatkan pendukung Rusia tidak akan terulang".

Mutko menyebut keputusan UEFA mendenda pihaknya dan memberi peringatan resmi atas kekerasan di dalam stadium di Maresille sebagai keputusan "berlebihan".

Sekitar 4 ribu polisi disiapkan untuk laga Rusia-Slowakia, laga pertama yang tidak terjual habis dalam turnamen tersebut. Sekitar 40 ribu pendukung Inggris diperkirakan mendatangi Lens pada laga Kamis.

"Ini pesta, dan tugas kami untuk membuat pesta yang indah. Namun jika ada kekerasan, kami siap berjuang melawan kekerasan," kata kepala polisi setempat Olivier Dimpre kepada Reuters di luar stasiun kereta Flandres, dimana sekitar selusin mobil polisi anti huru-hara diparkir.

"Kawasan tersebut melarang meminum alkohol di jalanan, membawa alkohol, botol dan kaleng. Hari ini dan besok ini dilarang," katanya.

Keamanan juga diperketat di dalam stadion setelah pendukung Rusia menyerang pesaing mereka di Stade Velodrome Marseille di penghujung pertandingan pada Sabtu yang berakhir seri 1-1.

Badan sepak bola UEFA mengakui bahwa pelayanan tidak sesuai standar dan mengatakan pada Rabu bahwa jumlah petugas pelayanan di stadion akan ditambah 10 hingga 20 persen.

Pertandingan berisiko tinggi memiliki rata-rata 1.000 petugas. UEFA mengatakan mereka akan dikerahkan secara berbeda untuk memastikan para pendukung dari kedua belah pihak benar-benar terpisah.

(S022)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016