"Kami di DPR cukup kaget dengan pilihan Pak Jokowi, saya memberi apresiasi kepada Presiden karena memilih yang tidak ada kontroversinya dan Pak Tito adalah jenderal termuda," katanya di Gedung Nusantara III, Jakarta, Rabu.
Dia menilai tidak ada halangan yang berarti bagi Tito, namun tinggal yang bersangkutan meyakinkan DPR bahwa dirinya merupakan figur menyatukan seluruh elemen di Kepolisian.
Hal itu menurut dia sangat penting karena tugas di Kepolisian banyak, yaitu bisa dibagikan kepada personalia aktif maupun non aktif.
"Pak Tito berani karena beliau sukses pimpin Densus 88 dan dikenal sebagai penegak hukum tindak pidana terorisme," ujarnya.
Namun Fahri meminta Tito merancang konsep penegakkan hukum dalam pemberantasan korupsi dan mengambilnya sebagai isu utama di Kepolisian.
Selain itu dia juga menyakini bahwa Tito bisa meyakinkan senior-senior di Kepolisian untuk bekerja bersama-sama karena citra institusi itu selama ini sudah jelek sehingga dibangun soliditas.
Sebelumnya, Ketua DPR Ade Komarudin mengatakan institusinya telah menerima surat Presiden Joko Widodo yang mengajukan nama Komjen Pol Tito Karnavian sebagai calon Kapolri, selanjutnya akan segera ditindak lanjuti.
"DPR telah menerima surat dari Presiden Joko Widodo meminta pencalonan Komjen Pol Tito Karnavian sebagai satu-satunya calon Kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti," katanya di Jakarta, Rabu (14/6).
Dia menjelaskan, Kamis (16/6) Pimpinan DPR akan mengadakan Rapat Pimpinan untuk membahas pencalonan Komjen Tito tersebut. Setelah itu menurut dia, akan dibawa ke Badan Musyawarah DPR untuk diagendakan dibahas dalam Rapat Paripurna.
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016