Kami fokus perbatasan `in land`, pulau terluar tetap prioritas, tapi yang utama itu,"

Batam (ANTARA News) - Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengutamakan pembangunan jaringan telekomunikasi di daerah perbatasan Indonesia, terutama di Pulau Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia.

"Kami fokus perbatasan in land, pulau terluar tetap prioritas, tapi yang utama itu," kata Menkominfo Rudiantara di Batam Kepulauan Riau, Rabu.

Kementerian Kominfo mencatat dari 115 desa perbatasan di Pulau Kalimantan, baru lima lokasi lokasi yang sudah dibangun jaringan telekomunikasi. Sebanyak 110 daerah lainnya belum.

Menteri membantah pemerintah menganaktirikan daerah-daerah di Kalimantan, hanya karena dalam peta pelayanan Palapa Ring Barat hanya nampak Kota Singkawang yang terlayani jaringan pita lebar (broadband).

"Pemerintah tidak menganaktirikan. Pada 2019 ini semua ibu kota kabupaten terlayani. Kalimantan gambarnya besar, tidak tergambar semua. Kalimantan tidak tidur dan ditidurkan," ucapnya.

Menurut Menteri, Pemerintah justru ingin memajukan daerah perbatasan, agar tidak kalah dengan negara tetangga.

Sedangkan untuk pulau-pulau perbatasan, ia mengatakan juga prioritas, namun bukan yang utama.

"Tidak hanya pulau yang ada penduduknya. Tapi pulau lain juga. Kami harus menunjang angkatan laut, pulau terluar yang tidak ada penduduknya, hanya ada marinir AL yang berjaga di sana," tuturnya.

Di tempat yang sama, dalam sesi tanya jawab sosialisasi proyek Palapa Ring, Wali Kota Singkawang Kalimantan Barat Awang Ishak mempertanyakan komitmen pemerintah membangun telekomunikasi di Kalimantan.

"Kalimantan ditinggalkan, titik-titiknya sedikit, seperti tidur," kata dia.

Padahal menurut dia, jaringan telekomunikasi merupakan hal yang penting dalam pembangunan dan demi menjaga informasi komunikasi.

"Bukan lagi tulang punggung, sudah seperti urat saraf negara," tukas.

Ia berharap pemerintah tidak pilih kasih dalam pembangunan jaringan telekomunikasi, terutama di Kalimantan.

Pewarta: Jannatun Naim
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016