Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo berbuka puasa bersama dengan para pimpinan dan anggota MPR di Jakarta, Rabu.
Presiden didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi tiba di rumah dinas Ketua MPR Zulkifli Hasan di Jl Widya Chandra, Jakarta Selatan pada pukul 17.11 WIB.
Jokowi beserta rombongan disambut langsung oleh tuan rumah Ketua MPR Zulkifli Hasan.
Pimpinan MPR yang hadir adalah Wakil Ketua MPR Mahyudin, Hidayat Nur Wahid dan Oesman Sapta Odang.
Dalam acara buka puasa itu juga hadir Ketua DPR Ade Komaruddin, Ketua DPD Irman Gusman, Ketua Komisi Yudisial Aidul Fitriciada Azhari, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, Ketua Majelis Permusyaratan Partai PAN Soetrisno Bachir.
Sedangkan para menteri yang hadir di antaranya Menteri Kesehatan Nila F Moeloek, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiati, Menko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Sekretaris Kabinet Pratikno, Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Kapolri Badridin Haiti.
Sedangkan Wakil Presiden Jusuf Kalla datang sekitar pukul 17.30 WIB hampir bersamaan dengan datangnya Ketua Dewan Pertimbangan Golkar Aburizal Bakri.
Dalam sambutannya, Zulkifli Hasan mengatakan Ramadhan merupakan bulan yang baik untuk melakukan kontemplasi berbangsa dan bernegara.
"Kita adalah bangsa yang besar, bukan hanya dalam arti luas wilayah dan jumlah penduduknya, tapi juga dalam arti sejarah dan kebudayaannya," kata Zulkifli.
Ketua MPR mengatakan Indonesia memiliki sejarah yang panjang dengan puncak puncak kegemilangan, maka percaya diri dan penuh semangat dalam menatap masa depan.
"Kita adalah bangsa pejuang bangsa, pemenang sejarah, selalu memiliki sisi akarnya kebudayaan dalam perjalanan sejarah, dimana para pendahulu kita telah memberi panduan dan pegangan. Itulah nilai-nilai, norma-norma adat istiadat yang kita sebut sekarang sebagai lokal wisdom," kata Zulkifli.
Menurut dia, sejarah dan kebudayaan menjadi saling menguatkan sebagai bangsa yang besar.
Zulkifli juga mengatakan sebagai bangsa yang majemuk, semua pihak harus bisa saling menjaga agar menjadi bangsa besar.
"Kalau kita saling menghormati, menghargai perbedaan, toleran, saling menguatkan bukan saling melemahkan," katanya.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016