Bandung (ANTARA News) - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa menuturkan jalan Tol Cileunyi-Garut-Tasikmalaya atau Tol Cigatas diproyeksikan akan tersambung hingga jaringan jalan tol di daerah Cilacap, Jawa Tengah hingga ke Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Dari hasil rapat koordinasi antara BPJT, Kementerian PUPR dan Bina Marga Jabar, salah satu kesimpulan sementara ini bahwa Jalan Tol Cigatas ini Akan langsung ke Ciamis, Banjar, total sekitar 100 km. Di mana merupakan program lanjutan nantinya Banjar, Cilacap sampai ke Yogjakarta," kata Iwa Karniwa, di Bandung, Selasa.
Ia mengatakan saat ini ada tiga alternatif trase sementara untuk Tol Cigatas yang akan dibahas oleh PT Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat.
"Jadi masing-masing trase itu, mempunyai kekurangan dan kelebihan yang mana akan di bahas di tingkat teknis. Dan kemarin Kepala BPJT menujuk staf-nya. Untuk melakukan pendetailan terhadap tiga alternatif tersebut sampai kepada titik ordinat trase," kata dia.
Alternatif trase pertama, menurut Iwa, adalah gate tol-nya di kawasan Gedebage Kota Bandung (Tol Padaluenyi) yang meliputi Majalaya, Nagreg, Limbangan, Cibatu, Malongbong, Rajapolah, Tasikmalaya, Ciamis dan Banjar.
Alternatif trase kedua, lanjut Iwa, untuk lokasi exit tol-nya yakni Majalaya, Nagreg, Limbangan, Cibatu, Garut Kota, Singaparna, Kota Tasikmalaya, Ciamis dan Banjar dan alternatif trase ketiga untuk Tol Cigatas adalah Majalaya, Nagreg, Limbangan Garut, Singaparna, Kota Tasikmalaya, Ciamis dan Banjar.
"Dan dari ketiga trase alternatif Tol Cigastas tersebut tim sudah mendapatkan hasil analisis sementara ," kata dia.
Ia mengatakan hasil analisis sementara untuk alternatif trase pertama Tol Cigatas adalah kondisi tanah berbukit, tidak rawan longsor, dan tidak memotong persawahan.
"Hasil analisis sementara untuk alternatif trase kedua ialah kondisi tanah berbukit, tidak rawan longsor namun memotong persawahan dan kondisi tanah sangat lunak," kata dia.
Sementara itu untuk hasil analisis sementara untuk trase ketiga, menurut Iwa, adalah kondisi tanah berbukit, rawan longsor dan tidak memotong persawahan.
"Dan ini semua sedang diperdalam lebih lanjut oleh tim teknis. Sehingga mudah-mudaha bisa lebih cepat pelaksanaannya dan bisa terjadi sinkronisasi antara pusat dan provinsi kabupaten/kota sehingga sinkronisasi bisa," kata dia.
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016