"BUMDes yang telah terbentuk sebanyak 12.115 BUMDes, dari target yang ditetapkan sebanyak 5.000 BUMDes," ujar Marwan di Jakarta, Rabu.
Meski demikian, Menteri Desa PDTT, Marwan Jafar mengakui, jumlah BUMDes harus diiringi dengan kualitas dan pengaruhnya terhadap perkembangan ekonomi desa.
Untuk itu, Menteri Marwan kini fokus melakukan upaya untuk meningkatkan kualitas BUMDes.
"Sekarang upaya kita, adalah memastikan bahwa BUMDes yang ada bisa diperkuat, agar BUMDes Memiliki dimensi keberlanjutan dalam jangka panjang," kata dia.
Menteri Marwan mengatakan, BUMDes adalah salah satu pilar demokrasi ekonomi, yang akan berkontribusi mendistribusikan usaha kecil di desa.
Ia berharap, pengembangan BUMDes selanjutnya tidak hanya didorong oleh bantuan dari pemerintah. Namun juga bisa mandiri dan bekerja sama dengan lembaga keuangan baik perbankan maupun non perbankan.
"Bantuan dari pemerintah yang digunakan untuk pengembangan BUMDes bentuknya hanya stimulan. Selebihnya, desa harus bisa mandiri dan kreatif," terang dia.
Pakar Ekonomi IPB, Jaenal Effendi, mengakui dana desa dan BUMDes saat ini telah menjadi primadona ekonomi perdesaan.
Menurut Jaenal BUMDes sebagai perusahaan yang menaungi berbagai aktifitas ekonomi di desa, tidak hanya akan memberikan efek pada perkembangan ekonomi desa, namun juga berpengaruh pada perkembangan ekonomi nasional.
"BUMDes dan dana desa sekarang ini memang sudah menjadi ikon," kata Jaenal.
Jaenal mengatakan, tujuan berdirinya BUMDes adalah untuk menggerakkan ekonomi dengan baik. Bahkan jika BUMDes dikelola dengan maksimal, akan memberikan sumbangsih besar dalam menurunkan ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia.
Pewarta: Indriani
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016