Jakarta (ANTARA News) - Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Ahmad Anshori Mattjik menyarankan agar Perum Bulog dikembalikan kepada fungsi awalnya sebagai badan penyangga pangan nasional, khususnya beras, bukan untuk mencari keuntungan. "Menurut saya Bulog dikembalikan seperti semula sebagai penyangga bukan untuk mencari keuntungan," kata Rektor IPB Ahmad Anshori Mattjik seusai bertemu Wapres di Jakarta, Kamis. Menurut Ahmad, dengan berfungsi sebagai penyangga pangan, khususnya beras maka tugas Bulog melakukan pembelian beras jika stok melimpah dan menjualnya jika terjadi kenaikan harga termasuk mengimpor jika terjadi kelangkaan. Dengan posisi seperti itu, tambahnya, Bulog tidak terbebani untuk mencari untung. Namun, tambah Ahmad, terhadap Operasi Pasar yang saat ini dilakukan oleh Perum Bulog telah berhasil menurunkan harga beras di pasaran. Sementara untuk meningkatkan produksi padi, tambahnya, diperlukan teknologi serta penanganan yang tepat. Menurut dia, pengolahan pasca panen dari padi hingga ke beras saat ini mengalami penyusutan hingga tiga persen "Pengurangan dari gabah ke beras sampai mencapai dua atau tiga persen. Andaikata kita bisa menghilangkan lost ini, sudah bisa menaikkan tiga persen," kata Ahmad. Sedangkan mengenai target pemerintah untuk meningkatkan produksi hingga dua juta ton, menurut Ahmad, bukan merupakan target yang tidak realistis namun dinilai waktunya terlalu sempit. "Waktunya saja yang terlalu sempit, sekarang sudah bulan April andaikata dimulai dari bulan Januari akan lain. Tapi insya-Allah bisa," kata Ahmad. Kedatangan Rektor IPB tersebut dalam rangka mengundang Wapres M Jusuf Kalla untuk menjadi pembicara kunci pada seminar di IPB pada 7 April 2007 mendatang.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007