Dedi memanggil Enur Nuryanti alias Dedeh (29), warga Desa Bunder, Kecamatan Jatiluhur, Purwakarta, ke rumah dinasnya pada Selasa, untuk mengonfirmasi terkait banyaknya postingan media sosial terkait kekerasan Dedh kepada anaknya, SA yang baru berusia tujuh tahun.
"Ibu itu sudah keliru. Tindakan penyiksaan yang kepada anaknya itu tidak mencerminkan sosok seorang ibu," katanya.
Bupati menasihati Dedeh kalau tindakan kekerasan kepada anaknya yang baru kelas I Sekolah Dasar itu merupakan kekeliruan besar dan tidak mencerminkan sikap seorang ibu.
Ia mengaku akan melaporkan ibu itu ke polisi jika masih terus melakukan penyiksaan kepada anaknya itu.
Jika alasan Dedeh menyiksa anaknya itu faktor ekonomi, Dedi siap memberi bantuan untuk modal usaha sekitar Rp10 juta.
Tetapi bantuan yang diberikan itu ada syaratnya, yakni Dedeh harus mengikuti program Keluarga Berencana dan tidak mengulangi tindakan kekerasan terhadap anaknya.
Dedi memberi syarat ibu itu masuk program Keluarga Berencana, karena diketahui sang ibu itu memiliki anak empat.
"Nanti kepala desa akan mengawasi ibu, apakah masih menyiksa anaknya atau tidak. Kemudian ibu ikut KB atau tidak. Jika dua syarat itu terpenuhi, baru bisa diberikan bantuan uang itu," katanya.
Sementara itu, pada Senin (13/6) malam sempat ramai sebuah posting konten anak yang sering menerima pukulan orang tuanya sampai lebam.
Penyebab kemarahan orang tua itu disebut-sebut karena sang anak yang dipaksa berdagang, tidak membawa uang saat pulang ke rumah.
Kemarahan sang ibu itu kemudian dilampiaskan dengan memukul anaknya sendiri.
Pewarta: M. Ali Khumaini
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016