Jakarta (ANTARA News) - Anggota Fraksi PDI Perjuangan di DPR, Hasto Kristianto, di Jakarta, Kamis, mengatakan Republik Indonesia yang kini terus menghadapi berbagai gejolak internal membutuhkan kualitas pemimpin berperilaku negarawan, bukan ilmuwan dengan kemampuan jago beranalisis atau berwacana. Demikian benang merah pernyataannya menanggapi kontroversi tanggapan publik atas usulan pihak eksekutif mengenai syarat minimal berpendidikan S-1 yang harus dipenuhi seorang calon presiden (capres), sebagaimana draf di salah satu rancangan undang undang (RUU) tentang politik. "Justru pemimpin nasional harus belajar dari rakyat yang mungkin saja tidak lulus SD, namun memiliki kesetiaan terhadap tanah tumpah darahnya," katanya dengan bersemangat. Dikatakannya pihaknya memang tidak apriori dengan persyaratan memenuhi standar kualitas akademik tertentu, tetapi Indonesia memang tidak butuh hanya sekadar itu. Menghadapi berbagai gejolak internal, bahkan pukulan dari luar belakangan ini yang bertubi-tubi, menurut Hasto Kristianto dkk, dibutuhkan kualitas pemimpin berperilaku negarawan. "Jadi, mereka yang punya jiwa pengabdian yang tulus. Lihatlah contoh rakyat kita yang saya katakan tadi mungkin saja tidak lulus SD, tetapi tetap tulus dalam kehidupannya dan pengabdian kepada bangsa ini, meski selama hidupnya kemiskinannya telah dikapitalisasi oleh pemimpinnya," ujar Hasto Kristianto. Karena itu, pihaknya tetap berpendapat persyaratan memenuhi standar tingkat akademi tertentu bagi seorang capres, jelas kurang signifikan dengan kebutuhan kehidupan kenegaraan dan kebangsaan yang masih saja menderita batin saat ini. (*)
Copyright © ANTARA 2007