Jakarta (ANTARA News) - Pakar telematika, Roy Suryo, mengatakan pembelian laptop bagi 550 anggota DPR merupakan tindakan yang tidak ada manfaatnya dalam mendukung kinerja mereka sebagai wakil rakyat. Sebab, semua anggota DPR itu sudah memiliki staf khusus yang setiap hari mendukung kegiatan para wakil rakyat itu, bahkan sfat itu digaji secara khusus, katanya di Jakarta, Kamis. "Staf DPR ini sudah memiliki komputer di ruangannya. Lantas buat apa beli laptop. Ini kan jadi mubazir," kata staf pengajar Universitas Gajah Mada ini. Ia mengemukakan pembelian alat itu terkesan mengada-ada dan menunjukkan "kreatifitas" Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR dalam menghambur-hamburkan dana. "Pembelian laptop bukan kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi sekarang ini. Lebih baik, dananya dipakai untuk membeli komputer untuk lebih mendukung kinerja staf DPR," katanya. Roy menilai, harga laptop yang mencapai Rp21 juta per unit itu memang terlalu mahal kalau dilihat spesifikasi barang yang ada. Memang ada laptop yang harganya sampai Rp25 juta, tapi bentuknya seperti tablet yang bisa dilipat-lipat. Peroperasiaan laptop ini cukup dengan menyentuh layar (touch screen), dan dilengkapi sejumlah peralatan canggih, katanya. "Buat apa beli laptop semacam ini," katanya. Sebelumnya, Ketua MPR, Hidayat Nurwahid juga mengkritik upaya DPR yang memperbanyak fasilitas dengan alasan untuk meningkatkan kinerja, termasuk pengadaan laptop, padahal kinerja DPR belum tentu bisa ditingkatkan dengan fasilitas seperti ini. Pengadaan laptop untuk seluruh anggota DPR yang setiap laptop senilai Rp21 juta merupakan keputusan yang berlebihan dan bukan fasilitas yang mendesak. Menurut dia, tidak ada korelasi antara pengadaan laptop dengan peningkatan kinerja. "Apalagi belum tentu semua anggota DPR bisa mengoperasikannya," katanya. (*)
Copyright © ANTARA 2007