Tadi disinggung industri kreatif, industri yang mengandung aspek budaya dan aspek seni jadi aspek lokal Indonesia,"

Jakarta (ANTARA News) - Potensi pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia yang menjadi salah satu sorotan Presiden Joko Widodo dalam kunjungannya ke Korea Selatan pada Mei 2016 dibahas bersama Pengurus Pusat Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung.

Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni Institut Teknologi Bandung (PP IA-ITB) Ridwan Djamaluddin ditemui di Kantor Presiden, Jakarta, pada Selasa mengatakan Jokowi sempat menyinggung mengenai upaya pengembangan industri kreatif di Indonesia.

"Tadi disinggung industri kreatif, industri yang mengandung aspek budaya dan aspek seni jadi aspek lokal Indonesia," kata Ridwan terkait bahasan saat menemui Presiden di Istana Merdeka, Jakarta.

Ridwan mengatakan Presiden juga berdiskusi mengenai inti dari industri yang cocok untuk dikembangkan di Indonesia.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum PP IA-ITB Dwi Larso mengatakan Indonesia memiliki kekayaan yang melimpah dalam hal kreatifitas.

Menurut dia, Indonesia termasuk sebagai salah satu negara di dunia dengan kekayaan seni dan budaya yang terbanyak.

"Tapi dalam hal me-manage kreatifitas dan budaya menjadi suatu produk, tantangannya adalah di SDM," jelas Dwi.

Persyaratan lainnya untuk mengembangkan industri kreatif di Indonesia, ujar Dwi, sudah dikuasai karena urusan birokrasi tidak terlalu membelenggu sektor tersebut.

"Faktornya ada di talent dari manusianya. Hanya manusianya yang kita godok," ujar Dwi.

Menurut Dwi, perguruan tingginya akan berupaya menciptakan sumber daya manusia yang dapat mengelola secara bersama-sama kreatifitas dan budaya asal negeri sendiri untuk dijadikan nilai tambah bagi industri kreatif Indonesia.

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016