Jakarta (ANTARA News) - Langkah delegasi Indonesia melakukan perubahan atas resolusi Dewan Keamanan PBB tentang penambahan sanksi terhadap Iran, terkesan hanya merupakan aksi basa-basi diplomasi, karena tak sanggup membuat sebuah gebrakan signifikan agar negara-negara The Big Five terpengaruh.
Demikian pernyataan anggota Komisi I DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Andreas H Pareira, di Jakarta, Kamis, menanggapi sikap Wakil Tetap RI di PBB yang telah menyampaikan perubahan atas resolusi penambahan sanksi terhadap Iran oleh Dewan Keamanan (DK) tersebut.
"Sikap RI (bersama Qatar dan Afrika Selatan) yang lebih menekankan pada non proliferasi global, lebih bersifat basa-basi diplomasi. Karena toh negara super powers tidak pernah taat pada resolusi PBB," kata Andreas Pareira lagi.
Aksi RI tersebut, lanjutnya, jelas tidak sanggup membuat gebrakan signifikan, sehingga negara-negara yang selama ini tergabung dalam The Big Five di DK PBB (AS, Rusia, China, Inggris, Perancis) bisa terpengaruh.
"Resolusi yang sudah disiapkan dan dikerjakan para anggota tetap DK PBB itu (The Big Five), jelas hanya akan berlaku pada negara-negara di luar The Big Five. Jadi, apa pun yang dibuat sekarang, sebenarnya tidak ada yang baru, kecuali hanya untuk menghambat Iran," katanya lagi.
Sesudah menyampaikan perubahan atas resolusi penambahan sanksi terhadap Iran oleh Dewan Keamanan, RI dan beberapa negara anggota tidak tetap DK PBB ini juga belum menentukan tindakan apa setelah itu.
Tegasnya, demikian Andreas, Indonesia belum ada sikap, jika sampai terjadi voting dalam proses pengambilan keputusan atas resolusi yang telah disepakati beberapa anggota tetapnya, seperti Amerika Serikat, China dan Rusia. (*)
Copyright © ANTARA 2007