Jerusalem (ANTARA News) - Sidang kabinet Israel, Rabu, memutuskan secara resmi memberi nama perang 33 hari tahun lalu melawan Hizbullah sebagai "Perang Lebanon Kedua, kata Yaakov Edri, ketua sidang. Nama resmi itu diberikan setelah beberapa hari pemerintah Israel yang tunduk menghadapi sentimen masyarakat mendefinisikan kembali konflik sebulan penuh itu secara resmi menyebutnya sebagai perang. Perang Lebanon Kedua itu diambil publik Israel sebagai nama biasa untuk konflik itu, kata Menteri Tanpa Portofolio, Yaakov Edri, yang mengetuai komite kementerian tentang simbol dan upacara. "Tidak ada diskusi tentang itu, dan kami memutuskan itu dengan suara bulat," katanya kepada televisi saluran sepuluh, seperti dilansir DPA. Dengan demikian, komite juga memperhatikan permintaan anggota keluarga tentara yang tewas dalam perang tersebut, katanya. Para pejabat pemerintah sebelumnya enggan menyebut serangan terhadap Hizbullah dan serangan balasan dari kelompok itu terhadap Israel sebagai suatu perang, sebab perang itu bukan antar dua negara berdaulat, namun konflik antara sebuah negara dan gerakan gerilyawan Muslim Syi`ah. Malahan, dokumen resmi Israel menggunakan kata "serangan" atau "pertempuran", meski media mssa dan publik Israel menyebutnya permulaan peperangan. Beberapa kamus secara tegas mendefenisikan perang sebagai suatu konflik bersenjata antar negara atau bangsa, pengertian yang lebih luas mencakup peperangan antar kelompok bersenjata dalam defenisi itu. Pejabat-pejabat Israel sebelumnya juga ragu-ragu mengambil nama populer itu "Perang Lebanon Kedua", sebab Perang Israel-Lebanon tahun 1982 dikenal di Israel sebagai Operasi Perdamaian Galilee, tidak seperti Perang Lebanon Pertama. Nama itu akan dibawa ke kabinet Perdana Menteri Israel Ehud Olmert untuk mendapatkan persetujuan akhir pada Minggu. Lebih dari 1.200 warga Lebanon dan 159 warga Israel tewas dalam perang itu yang meledak setelah Hizbullah menyandera dua serdadu Israel pada 12 Juli di perbatasan. Israel meluncurkan ratusan serangan udara di Lebanon selatan dan Beirut selama penyerangan, sementara Hizbullah menembakkan 3.000 rudal Katyusha ke Israel utara. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007