Padang (ANTARA News) - Tim dari Pemerintah Kabupaten Agam, Sumbar, menemukan terowongan sepanjang 30 meter tepat di bawah Jorong (Desa) Lubuk Nunang, yang diduga muncul akibat gempa 6 skala richter yang menguncang wilayah itu 6 Maret lalu.
Kemunculan terowongan itu membuat Desa Lubuk Nunang yang berada di bukit di antara dua lembah Gunung Marapi, rawan ambruk maupun longsor sehingga sudah tidak layak lagi dihuni, kata Doni Eko Putra, Sekretaris Kantor Wali Nagari Bukit Batabuh,
Kecamatan Candung, Agam, kepada ANTARA, Kamis.
Oleh karenanya, pemerintah setempat sedang mengusahakan untuk menyediakan lokasi dan tempat tinggal baru bagi 95 keluarga yang selama ini mendiami desa tersebut, meski sampai saat ini mereka masih tinggal di tenda darurat karena rumahnya telah hancur.
Panitia pemulihan pascagempa Bukit Batabuh, katanya, sedang mencari lokasi baru di jorong terdekat untuk tempat mendirikan rumah kecil (pondok) terbuat dari bambu berukuran 3 x 4 meter atap rumbia, sebelum dibangun rumah semi permanen (sederhana).
Menurut Doni, Lubuk Nunang asalnya adalah areal kebun tebu, namun sejak belasan tahun terakhir berubah menjadi perkampungan, setelah petani secara bertahap mendirikan rumah sederhana berdampingan dengan tempat usaha penggilingan tebu.
Hancurnya rumah-rumah, memacu penduduk bergotong-royong mendirikan rumah bambu sebagai tempat tinggal sementara dan sudah terselesaikan 15 unit rumah.
"Kami mengusahakan dapat mendirikan 305 unit pondok, untuk menampung 305 KK yang rumahnya ruboh, namun stok bambu (betung dan buluh) terbatas di nagari itu," katanya.
Selain sembako, diharapkan pula datang bantuan bahan bangunan, seperti kayu persegi dan papan, triplek (kayu lapis) dan seng.
Selain itu juga bantuan tenda yang jumlahnya masih terbatas. Hampir merata tiap unit tenda menampung hingga 10 keluarga.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007