Yogyakarta (ANTARA News) - Dinas Kelautan dan Perikanan Daerah Istimewa Yogyakarta akan mengganti seluruh kerugian kapal nelayan serta bangunan yang berkaitan dengan kegiatan produksi perikanan yang mengalami kerusakan akibat gelombang pasang, beberapa pekan terakhir.
"Untuk mengganti kerusakan tersebut kami masih menunggu hasil pendataan dari tim di lapangan," kata Kepala Bidang Perikanan Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) DIY Suwarman Partosuwiryo di Yogyakarta, Senin.
Sesuai data DKP DIY, menurut dia, peristiwa gelombang pasang di perairan laut selatan DIY terjadi pada 29-31 Mei 2016, dan 1-9 Juni 2016.
Untuk data kerugian gelombang pasang 29-31 Mei 2016, menurut dia, sesuai laporan dari kabupaten Bantul, Gunung Kidul, dan Kulon Progo mencapai Rp515 juta. Sedangkan untuk data kerusakan mulai 1-9 Juni 2016, hingga saat ini masih menunggu laporan dari masing-masing kabupaten.
"Kalau keseluruhan kami perkirakan kerugian bisa mencapai satu miliaran," ucapnya.
Menurut Suwarman, kerugian yang akan diganti hanya yang berkaitan dengan kegitan produksi perikanan tangkap, seperti kerusakan perahu motor, kerusakan pelabuhan, serta kerusakan alat tangkap ikan.
"Kalau kerusakan lain meski sama-sama disebabkan gelombang pasang, seperti warung atau kedai yang rusak tentu bukan urusan kami," imbuhnya.
Menurut dia saat ini nelayan di Bantul, Gunung Kidul, maupun Kulon Progo sebagian besar belum berani melaut meski kondisi gelombang sudah nisbi aman.
"Memang untuk kapal-kepal besar sudah ada yang mulai melaut, namun untuk sebagian besar kapal tempel (berukuran kecil) masih belum melaut," kata Suwarman.
Menurut dia selain lebih rentan dengan empasan gelombang, banyak kapal kecil di sepanjang pantai Kulon Progo, Bantul, dan Gunung Kidul yang mengalami kerusakan dan sebagian lainnya hilang karena diempaskan galombang pasang.
Ia mengemukakan, tidak adanya aktivitas penangkapan ikan selama dua pekan mengakibatkan harga sejumlah ikan laut sempat mengalami lonjakan dengan rata-rata mencapai Rp10 ribu per kg.
"Ikan tengiri sempat naik dari Rp40.000 per kg, menjadi Rp50.000 per kg, namun sekarang sudah mulai turun kembali," kata dia.
Peristiwa tinggi gelombang tersebut mengakibatkan tidak adanya produksi ikan tangkap yang rata-rata per hari mencapai 6 ton ikan.
"Namun, tidak terlalu signifikan mengganggu pencapaian produksi ikan tangkap yang kami targetkan mencapai 7.600 ton selama 2016," tuturnya.
Ia optimistis seperti tahun-tahun sebelumnya, setelah siklus gelombang pasang, cuaca akan bagus dan hasil tangkapan ikan akan naik.
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016