Langkah-langkah yang akan dijalankan dalam rangka peningkatkan investasi di antaranya adalah peningkatan pelayanan perizinan investasi seperti izin investasi tiga jam, KLIK (kemudahan investasi langsung konstruksi) dan percepatan jalur hijau."
Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan realisasi investasi pada 2017 sebesar Rp631,5 triliun.
Dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI di Jakarta, Senin, Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan pihaknya akan melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas kegiatan untuk mendorong peningkatan investasi baik asing maupun domestik.
Sejumlah kegiatan tersebut diantaranya pengembangan sistem pelayanan penanaman modal secara online, penambahan sarana dan prasarana pendukung Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Pusat dan pembuatan peta potensi investasi untuk mengembangkan investasi di sektor-sektor strategis.
Berikutnya kegiatan penayangan iklan informasi kewajiban penyampaian laporan kewajiban penanaman modal bagi perusahaan serta kegiatan "branding" informasi sebagai tujuan investasi.
"Langkah-langkah yang akan dijalankan dalam rangka peningkatkan investasi di antaranya adalah peningkatan pelayanan perizinan investasi seperti izin investasi tiga jam, KLIK (kemudahan investasi langsung konstruksi) dan percepatan jalur hijau," katanya.
Selain peningkatan pelayanan perizinan, lembaga itu juga melakukan berbagai program seperti "debottlenecking", pemberikan insentif dan tambahan cakupan produk dalam fasilitas "tax allowance" bagi investor padat karya serta perbaikan iklim investasi melalui perbaikan kemudahan.
Menurut Franky, salah satu masalah terbesar investor di Indonesia adalah persepsi perizinan yang sulit. Oleh karena itu pihaknya aktif melakukan komunikasi dengan kemudahan layanan yang dilakukan di PTSP Pusat.
"Beberapa hal yang dilakukan kami membuat testimoni dari perusahaan-perusahaan yang sudah mengurus pelayanan di PTSP Pusat dan izin investasi tiga jam dan kami upload (unggah) di akun Youtube kami. Ini ditujukan untuk mengubah perspesi investor yang masih menganggap perizinan di Indonesia sulit," jelasnya.
Ada pun terkait layanan KLIK, yang saat ini telah diimplementasikan di 14 kawasan industri diharapkan akan terus berkembang di tahun 2017.
"Untuk saat ini baru 14 kawasan industri yang mengimplementasikan KLIK dan 43 proyek yang memanfaatkan fasilitas ini. Diharapkan tahun depan akan terus meningkat jumlah kawasan industri yang mengimplementasikan kemudahan ini," katanya.
Lebih lanjut, Franky sendiri optimistis pihaknya dapat mencapai target realisasi investasi itu pada tahun depan.
Pasalnya, dalam periode kuartal pertama tahun 2016, capaian realisasi investasi mencapai Rp146,5 triliun atau 24,6 persen dari target sebesar Rp594,8 triliun.
"Dengan capaian kuartal pertama tahun ini yang positif, kami optimistis terhadap pencapaian target realisasi investasi tahun ini," pungkasnya.
Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016