Mesinnya itu bisa olahan, otomotif, komponen kapal, bisa juga mesin olahan untuk makanan."
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian menargetkan 2.000 Industri Kecil Menengah (IKM) baru tumbuh hingga akhir 2016, di mana ditargetkan 20 ribu IKM tumbuh hingga 2019.

"Kami punya pekerjaan rumah untuk menumbuhkan 4.500 IKM setiap tahun untuk mencapai 20 ribu, namun tahun ini kesanggupan kami hanya 2.000," ujar Dirjen IKM Kemenperin Euis Saedah usai rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Senin.

Menurut Euis, penumbuhan IKM yang belum maksimal tersebut disebabkan oleh beberapa hal, antara lain pengaruh perubahan harga bahan baku, seperti listrik dan gas.

Euis memperkirakan, dari 2.000 IKM yang tumbuh, sebagian besar berasal dari sektor makanan dan minuman, serta fashion.

Selain itu, Kemenperin juga akan mendorong pertumbuhan IKM permesinan di luar Jawa, karena melihat potensi yang bagus, sekaligus meminimalisir untuk mendatangkan komponen mesin dari Jawa.

"Mesinnya itu bisa olahan, otomotif, komponen kapal, bisa juga mesin olahan untuk makanan," ungkapnya.

Euis menambahkan, tahun ini, Ditjen IKM mendapat alokasi anggaran sebesar Rp389 miliar, di mana sepertiganya buat dekonsentrasi daerah, sepertiga operasional IKM dan sepertiga lagi untuk penumbuhan wirausaha baru. "Dan sekitar Rp70 miliar untuk peningkatan daya saing, seperti pendampingan konsultan, Standar Nasional Indonesia (SNI), sertifikasi halal dan Sertifikat Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK)," pungkasnya.

Kemenperin menggunakan strategi penguatan kompetensi, peningkatan pendampingan dan subsidi pembelian harga mesin, untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan dengan anggaran yang ada.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016