Pak Presiden menginstruksikan kalau proyek KA di Jawa mengalah dulu untuk pembangunan di wilayah luar Jawa, terutama di Timur."
Jakarta (ANTARA News) - Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono mengungkapkan rencana revitalisasi kereta lintas Utara Jawa yang menghubungkan kota Jakarta dan Surabaya merupakan proyek yang digagas sejak lama.
"Dari dulu memang sudah direncanakan, memang program kita untuk menaikkan kecepatannya," kata Prasetyo di Jakarta, Senin.
Namun, Prasetyo menjelaskan berdasarkan araha Presiden Joko Widodo, proyek tersebut belum diproritaskan karena yang lebih didahulukan pembangunannya adalah proyek-proyek KA di luar Jawa.
"Pak Presiden menginstruksikan kalau proyek KA di Jawa mengalah dulu untuk pembangunan di wilayah luar Jawa, terutama di Timur," katanya.
Berdasarkan perencanaan Ditjen KA Kemenhub, dia menjelaskan, peningkatan kecepatan kereta Lintas Utara Jawa minimal 120 kilometer per jam atau bisa memangkas waktu dari 10 jam menjadi tujuh jam.
Menurut dia, hal itu dinilai menguntungkan karena bisa memperlancar mobilitas dan bisa memecah kepadatan lalu lintas penumpang pesawat udara.
"Kalau naik pesawat memang satu jam perjalanan, tetapi ke bandaranya minimal butuh dua jam, kemudian boarding. Tentu ini sangat profitable," katanya.
Namun, Prasetyo menilai hal itu tidak akan membuat bisnis maskapai dirugikan karena ia yakin baik kereta api maupun pesawat udara memiliki pasarnya masing-masing.
Akan tetapi, saat ini ia masih menunggu arahan dari Presiden Joko Widodo terkait kelanjutan proyek tersebut, termasuk pembiayaan yang disebut-sebut sudah dilirik oleh Jepang.
Jepang sebelumnya telah menyatakan minatnya untuk merevitalisasi kereta Lintas Utara Jawa dengan meningkatkan kecepatannya dari 80 kilometer per jam menjadi 150 kilometer per jam.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan sebelumnya mengatakan proyek tersebut masih dalam tahap pembicaraan awal dengan Jepang.
"Begini, kemarin itu ada pembicaraan dengan Jepang, tapi masih dalam tahap pembicaaan awal, masih government to govermnment," katanya.
Jonan menjelaskan bahwa dirinya belum mendapat arahan terkait rencana revitalisasi peningkatan kecepatan kereta tersebut dari Presiden Joko Widodo.
"Nanti saja lah dibicarakan, saya juga belum dapat arahan apa-apa dari Pak Presiden," katanya.
Ditjen Perkeretaapian Kemenhub sebelumnya menyatakan bahwa Jepang sudah berminat terkait revitalisasi lintas Utara Jawa tersebut.
Awalnya, Jepang ditawarkan untuk pembiayaan Trans Sumatera dan Sulawesi, namun Negara Sakura tersebut lebih memilih untuk meningkatkan kecepatan laju kereta lintas Utara Jawa karena dinilai bisa menonjolkan unsur kecanggihan teknologi yang dimiliki.
Apabila kecepatan kereta lintas tersebut meningkat menjadi 150 kilometer per jam, maka Jakarta-Surabaya bisa ditempuh hanya dalam waktu lima jam.
Pewarta: Juwita Trisna Rahayu
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016