Bengkulu (ANTARA News) - Puluhan jemaat Gereja Katolik Santo Yohanes Penginjil menanam 300 bibit mangrove di muara Sungai Jenggalu, pesisir Kota Bengkulu.
Koordinator Lapang, Martinus Arwindo di sela penanaman mengatakan aksi tersebut bagian dari sumbangsih warga gereja terhadap kelestarian lingkungan.
"Kami juga membawa anak-anak jemaat gereja untuk mengenalkan pelestarian lingkungan sejak dini," kata dia.
Penanaman bibit mangrove tersebut digelar bersama dengan Komunitas Mangrove Bengkulu yang mencontohkan cara penanaman mangrove kepada warga.
Koordinator Komunitas Mangrove Bengkulu, Riki Forester mengapresiasi para jemaat Katolik untuk bersama-sama melestarikan ekosistem mangrove di pesisir itu.
"Kami mengapresiasi warga jemaat Katolik yang berperan serta menanam mangrove karena fungsi ekosistem mangrove sangat penting untuk kelestarian pesisir Bengkulu," kata dia.
Riki mengatakan ada dua jenis mangrove yang ditanam di lokasi tersebut yakni jenis Seriop tagal dan Rhizopora yang ditanam di pesisir Bengkulu.
Menurut Riki, ekosistem mangrove di muara Sungai Jenggalu merupakan salah satu habitat mangrove yang masih baik di wilayah Provinsi Bengkulu.
Perlindungan terhadap ekosistem mangrove di wilayah itu cenderung lebih baik karena berada dalam Taman Wisata Alam (TWA) Pantai Panjang.
"Tapi gangguan tetap ada karena penebangan mangrove untuk berbagai kepentingan, termasuk untuk kebun dan permukiman," katanya.
Pewarta: Helti Marini Sipayung
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016