Jakarta (ANTARA News) - Direktur Utama Perum Bulog, Mustafa Abubakar, bertekad menerapkan kebijakan sesedikit mungkin impor beras dan sebanyak mungkin mengandalkan kemampuan dalam negeri untuk pengadaan beras nasional.
"Mengenai impor beras saya kira, kita akan sesedikit mungkin melakukan impor dan sebanyak mungkin mengandalkan kemampuan dalam negeri," kata Mustofa di Jakarta, Rabu, setelah dilantik Meneg BUMN menjadi Direktur Utama Perum Bulog menggantikan Widjanarko Puspoyo.
Menurut dia, strategi impor adalah pelengkap dari kebutuhan dalam negeri yang tidak cukup tersedia.
"Kita akan menggalakkan produksi dalam negeri dan tentu akan lebih diutamakan, sementara bila terjadi kekurangan baru kemudian boleh impor," kata Mantan Plt Gubernur NAD itu.
Pria yang menempuh pendidikan S1 hingga S3 di IPB itu mengatakan, untuk strategi ke depan, ia akan meminta waktu untuk memanfaatkan kajian yang sudah ada dan telah sebelumnya dilakukan.
Hasil kajian itu dipadu dengan banyaknya pakar soal logistik di tanah air dan sumber daya manusia Perum Bolug yang terlatih selama puluhan tahun.
"Apalagi dewan pengawas kita yang baru adalah orang-orang yang pakar di bidangnya sehingga diharapkan ada rumusan strategi yang handal untuk menyelesaikan masalah internal dan eksternal Bulog," kata ayah tiga anak itu.
Pria yang lahir di Piddie, 15 Oktober 1949, itu mengucapkan terima kasih kepada pemerintah yang telah mempercayai dirinya untuk melanjutkan kepemimpinan di Bulog.
Langkah pertama yang akan dilakukan suami Darliza Mustafa itu adalah melakukan pertemuan perdana untuk meng-update pertumbuhan perekonomian terutama di Perum Bulog.
"Selanjutnya saya akan melanjutkan pertemuan dengan karyawan dan staf intern Bulog besok pukul 09.30 WIB dan segera melakukan konsolidasi ke dalam," kata pria yang pernah meraih penghargaan masa bakti 20 tahun sebagai Pegawai Negeri Sipil itu.
Upaya itu akan diikuti dengan pendalaman substansi yang secara umum telah ia dapat dan berencana menerapkan sejumlah langkah-langkah di lapangan.
"Langsung kita akan melakukan cek in di lapangan, meneruskan operasi pasar, stabilisasi harga, pengamanan stok, dan cadangan beras nasional," kata pria yang pernah menjabat sebagai Irjen Departemen Kelautan dan Perikanan pada 1999 hingga 2006 itu.
Menurut dia, hal terpenting adalah menggerakkan seluruh jajaran dan pemangku kepentingan dalam tubuh Bulog secara merata agar menghasilkan kepemimpinan yang tangguh.
Untuk suasana baru, Mustafa menawarkan kondisi "leadership" baru yang diharapkan dapat memberikan iklim kerja yang sejuk melalui pemecahan masalah dengan tenang dan komprehensif sehingga dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007