Ketua DPP ASITA Asnawi Bahar di Jakarta, Minggu, mengatakan kunjungan lebih banyak wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia merupakan salah satu indikator keberhasilan pariwisata.
Sementara Tiongkok merupakan pasar yang sangat besar dan potensial.
"Kami mengusulkan empat isu yang mendasar untuk memperbaiki tata niaga wisata agar semakin kondusif bagi para pelaku industri," katanya.
Empat usulan itu yakni meningkatkan jumlah kunjungan turis, menata niaga pariwisata, mengembangkan peluang usaha biro perjalanan, dan menjalin hubungan baik dengan negara kantong wisman utama misalnya Tiongkok.
Pihaknya berharap ada terobosan baru untuk menjaga praktik tata niaga yang kondusif misalnya antara industri pariwisata Indonesia dengan Tiongkok.
Belum lama ini, ASITA baru saja melakukan pertemuan resmi dengan China National Tourism Administration (CNTA) dan China Tourism Association (CTA) dalam acara "Friendship Meeting".
"Dalam pertemuan itu kami sepakat untuk memperbaiki tata niaga pariwisata antar kedua negara dan menjalin kerja sama yang setara dan seimbang untuk memajukan pariwisata kedua negara dengan asas menguntungkan semua pihak," katanya.
Kerja sama dan tata niaga yang baik dengan Tiongkok, kata dia, menjadi faktor penentu tercapainya target kunjungan wisman Tiongkok ke Indonesia yang pada 2016 ditetapkan sebanyak 2,3 juta orang.
Pewarta: Hanni Sofia Soepardi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016